BANJARMASIN - Pagebluk Covid-19 tidak membuat program Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu) terhenti. Tahun ini, program tersebut terus dijalankan. Di Kota Banjarmasin, ada 100 KK yang mendapatkan bantuan.
Para penerima bantuan adalah mereka yang rumahnya sudah lolos verifikasi. Atau dianggap memenuhi kriteria.
Kepala Bidang Bantuan Perlindungan Jaminan Sosial dan Penanganan Kemiskinan di Dinas Sosial Kota Banjarmasin, Aep Ruhya menerangkan bahwa pada rencana awal ada 200 unit rumah yang diperbaiki. Mengingat ada instruksi penyesuaian anggaran di seluruh SKPD untuk membantu menangani pagebluk, maka kuota yang disediakan hanya menjadi 150 unit.
"Seusai diverifikasi hanya ada 100 unit yang memenuhi syarat. Tersebar di seluruh kecamatan yang ada di Kota Banjarmasin. Dana yang digunakan dari APBD provinsi dan APBD kota," ungkapnya, kemarin (2/7).
Kriterianya cukup banyak. Selain fakir miskin, data penerima juga diusulkan atau sudah masuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Status tanah milik pribadi dan tidak bermasalah, serta tidak berada di jalur hijau. "Kriteria lainnya yang harus dipenuhi yakni rumahnya memang tidak layak huni, atau kondisi bangunannya membahayakan penghuninya," urainya.
Aep menambahkan bentuk bantuan yang diterima berupa uang sebesar Rp20 juta per-KK. Nantinya uang akan ditransfer ke rekening masing-masing. Ke depan, uang itu digunakan untuk memperbaiki rumah bagian atap, lantai dinding (Aladin). "Dari Rp20 juta, sepuluh persen untuk upah tukang. Sisanya untuk membeli bahan-bahan. Jadi seratus persen hanya digunakan untuk rehabilitasi," tambahnya.
Lantas, kapan program ini mulai dijalankan? Ditargetkan, program ini mulai dijalankan pada bulan Agustus mendatang. Jangka waktu pengerjaan ketika uang sudah diterima selama 20 hari. Bagi para penerima lansia dan penyandang disabilitas akan dibantu oleh Bidang Potensi dan Sumber Daya Kesejahteraan Sosial (PSKS). "Pada dasarnya semua akan kami dampingi. Mulai dari pengambilan uang di bank, sampai perbaikan rumahnya. Terutama bagi mereka yang lansia dan difabel," tutupnya.(war/dye/ema)
