Bolak-balik Revisi Anggaran, Ibnu Sina Dibuat Sport Jantung

- Selasa, 7 Juli 2020 | 10:20 WIB
KEMBALI RAMAI: Setelah PSBB dicabut dan gagasan New Normal ngetren, masyarakat seakan merasa kebal dari virus corona. Akhir pekan tadi, masyarakat memadati Menara Pandang, Siring Pierre Tendean. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
KEMBALI RAMAI: Setelah PSBB dicabut dan gagasan New Normal ngetren, masyarakat seakan merasa kebal dari virus corona. Akhir pekan tadi, masyarakat memadati Menara Pandang, Siring Pierre Tendean. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Selama pagebluk, Pemko Banjarmasin sudah lima kali merevisi anggaran penanganan COVID-19 di Banjarmasin. Semula Rp51 miliar, membengkak menjadi Rp170 miliar.

---

BANJARMASIN - Kasus terkonfirmasi positif corona di Kota Seribu Sungai sudah tembus 1.500 kasus. Pemko seakan tak berdaya membendung wabah.

Maka wajar jika warga bertanya-tanya. Melihat besarnya anggaran penanganan pagebluk, diapakan semua uang itu? Apalagi, sampai direvisi hingga lima kali.

Wali Kota Banjarmasin Ibnu Sina mengatakan, bolak-balik revisi anggaran itu diperlukan karena berbagai keperluan. Paling besar disedot bidang kesehatan. "Macam-macam, termasuk biaya tidak terduga untuk kesehatan," beber Ibnu, kemarin (6/7).

Dia mencontohkan, keperluan membeli alat Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). Khusus untuk Banjarmasin. "Melihat situasi seperti ini, mau tidak mau harus membeli RT-PCR sendiri. Karena memerlukan kecepatan soal hasil swab," tambahnya.

Meski Pemprov Kalsel sudah mendapat bantuan dua alat RT-PCR dari pusat, tak serta merta membuat antrean sampel swab bisa dipangkas.

Maka, sudah sewajarnya Banjarmasin memiliki alat sendiri. Agar tak tergantung dengan peralatan provinsi. "Kami tidak ingin terus-menerus dibuat sport jantung ketika melihat angka-angka kasus baru," ujarnya.

Lantas, apakah hanya untuk keperluan itu saja? Tentu tidak. Selepas pembatasan sosial berskala besar (PSBB) disetop, pemko kini mengandalkan pembatasan sosial berskala kecil (PSBK).

Mengandalkan rukun tetangga dan rukun warga (RT dan RW). "Dari realokasi anggaran tadi, ada kucuran Rp1,5 juta per RT," sebutnya.

Ibnu berharap, realokasi kelima ini merupakan yang terakhir. Dia khawatir, jika terus direvisi, anggaran pembangunan kota akan terganggu.

"Tapi saya berani memastikan, realokasi anggaran tidak akan menghambat pembangunan yang berasal dari aspirasi masyarakat," jaminnya.

Sementara itu, pengamat perkotaan Subhan Syarif menilai, sasaran anggaran itu belum jelas. Menurutnya, dalam merancang program, tentu ada target hasil.

"Maka dana yang digelontorkan harus tepat sasaran. Punya jangka waktu tertentu dan apa target yang ingin dicapai. Jangan sampai muncul semacam 'mengarahkan'. Kalau gagal menangani COVID-19, yang disalahkan justru warga," pesannya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB
X