Sapi Tertular Corona, HOAKS..!

- Rabu, 8 Juli 2020 | 11:18 WIB
CEK SAPI: Medik veteriner dari DKP3 Banjarmasin mengecek kesehatan sapi di RPH Tembus Mantuil yang akan dijual untuk hewan kurban. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
CEK SAPI: Medik veteriner dari DKP3 Banjarmasin mengecek kesehatan sapi di RPH Tembus Mantuil yang akan dijual untuk hewan kurban. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Banjarmasin memeriksa hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Jalan Tembus Mantuil, (7/7) siang.

Pemeriksaan dilakukan medik veteriner, drh Annang Dwijatmiko. Hasilnya, beberapa ekor sapi hanya mengalami kelelahan akibat perjalanan jauh.

Maklum, sapi-sapi itu didatangkan dari Nusa Tenggara Timur melalui jalur laut. Selain kelelahan, ditemukan pula dua ekor sapi yang mengalami patah tulang.

"Yang patah tulang langsung dipotong malam ini. Untuk stok daging di pasar. Karena syarat hewan kurban harus sehat dan tidak cacat," jelasnya.

Dia juga menekankan beberapa penyakit hewan yang harus diwaspadai. Seperti antraks, tuberkolosis, kemudian infeksi cacing pita dan cacing hati.

"Saat ini belum ada temuan penyakit-penyakit itu. Jadi boleh dikatakan aman. Tapi, tetap harus waspada," pesannya.

Lantas, seperti apa sapi yang pantas untuk ibadah kurban nanti? Menurutnya pembeli perlu memerhatikan beberapa hal.

Memiliki mata yang cerah, berdiri dengan kokoh, bulunya mengkilap, kemudian cek bagian telinga dan alat kelamin.

Menunaikan ibadah kurban di tengah pagebluk, muncul hoaks. Terkait COVID-19 yang juga menghinggapi hewan ternak.

Soal itu, drh Annang memastikan informasi itu keliru. Bahwa sapi aman dari virus corona.

"Jadi, tak perlu sampai ada rapid test untuk sapi. Yang justru diwaspadai adalah interaksi pedagang dan pembeli. Upayakan menerapkan protokol kesehatan," pesannya.

Sementara itu, pemintaan hewan kurban di Banjarmasin pada Idul Adha 1441 H diprediksi tidak akan mengalami penurunan. Permintaan masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya.

Contoh untuk sapi dibutuhkan lebih 2.000 ekor. Sedangkan untuk kambing dibutuhkan 1.500 ekor lebih.

Kepala Bidang Peternakan DKP3 Banjarmasin, Anwar Ziyadi menambahkan, pasokan lokal dari Marabahan, Pelaihari dan Kabupaten Banjar dan belum mencukupi. Maka masih harus mendatangkan dari Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Timur.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X