Ada yang berbeda dari penampilan Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina, kemarin (9/7) di Balai Kota. Di lehernya, menggantung kalung kecil berwarna hijau bertuliskan Anti Virus Corona Eucalyptus.
-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --
KALUNG itu dirilis Kementerian Pertanian. Buatan Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kalung ini viral lantaran Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengklaim bahwa kalung itu mampu mencegah virus corona.
Dimintai keterangan terkait kalung yang dikenakannya, Ibnu dengan bangga mengatakan bahwa kalung itu efektif mencegah virus corona hingga 80 persen.
"Titipan dari menteri untuk disosialisasikan. Baru pakai hari ini. Dikasih untuk bupati dan wali kota saja, karena belum diproduksi secara massal," bebernya.
Sepintas, seperti kartu pengenal. Tapi pada bungkusannya, terdapat lubang-lubang yang menguarkan bau mirip minyak kayu putih. Kalung itu hanya dapat bertahan selama sebulan.
"Ini berbatas, berlaku sebulan. Kalau produk China dipatok Rp100 ribu, produk Jerman bisa sampai Rp2 juta. Ini Rp20 ribu saja. Ini setengah bulan lagi diproduksi massal," bebernya.
Selain Ibnu, Gubernur Kalsel Sahbirin Noor juga tampil mengenakan kalung eukaliptus tersebut.
Lantas, seperti apakah kalung itu sebenarnya? Radar Banjarmasin, meminta pendapat Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Kalsel, Ikhwan Rizki.
Dia menyambut baik adanya inovasi dengan dasar bahan alam. Tapi yang harus dipahami, klaim itu harus melalui uji preklinik (pada hewan) dan uji klinik (pada manusia).
Sementara klaim yang ada, menurutnya masih terbatas berdasarkan hasil pengujian in silico, yang merupakan uji secara komputasi. Atau pemodelan menggunakan software.
Lantas, apakah kalung ini memang sudah menjalani uji klinik, untuk COVID-19? "Sejauh pengetahuan kami belum. Tapi kami yakin kementerian akan mendorong uji lanjutan untuk membuktikan klaim yang ada," jawabnya.
Lelaki yang saat ini juga merupakan Dosen Bidang Biologi Farmasi di Prodi Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat ini juga menjelaskan, eukaliptus mengandung 49 hingga 83 persen senyawa 1,8-cineole (eucalyptol). Sisanya merupakan senyawa monoterpen yang masuk dalam golongan terpenoid, bersifat sebagai minyak atsiri (mudah menguap).
"Manfaat yang sudah dibuktikan secara ilmiah yaitu antibakteri, antivirus, antiasma, hidung tersumbat, rhinitis. Penggunaannya juga tidak boleh berlebihan," bebernya.