Pagebluk, Produksi Sampah Menyusut

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 11:56 WIB
BERDAMPAK: Salah seorang warga melempar bungkusan sampah miliknya ke sebuah bak sampah di Jalan Trikora Banjarbaru. Selama pandemi, DLH Banjarbaru mencatat produksi sampah di Kota Banjarbaru menyusut hingga 20 ton perharinya. | FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN
BERDAMPAK: Salah seorang warga melempar bungkusan sampah miliknya ke sebuah bak sampah di Jalan Trikora Banjarbaru. Selama pandemi, DLH Banjarbaru mencatat produksi sampah di Kota Banjarbaru menyusut hingga 20 ton perharinya. | FOTO: MUHAMMAD RIFANI/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Selama pandemi menggebluk Kota Banjarbaru. Aktivitas dan mobilitas warga drastis berkurang. Respons atas ancaman penularan dan anjuran untuk tidak berkerumun.

Rupanya, pandemi cukup berdampak terhadap volume produksi sampah di masyarakat menyusut. Bahkan dari data Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarbaru, penyusutan ini mencapai 20 ton perharinya.

Menurut Kepala DLH Banjarbaru, Sirajoni. Penyusutan dipengaruhi kuat karena berubahnya aktivitas dan mobilitas masyarakat selama pagebluk Covis-19. Mengingat warung-warung makan sebutnya banyak yang tak beroperasi.

"Terjadi pengurangan sekitar 20 ton perharinya. Volume produksi sampah normal di Banjarbaru perharinya sekitar 135 ton. Sekarang selama pandemi di angka 112-115 ton," kata Sirajoni.

Efek warung, rumah makan dan pusat perbelanjaan yang tidak beroperasi penuh duga Sirajoni penyebab terbesar. Sebab, meski jenis sampah organik masih mendominasi namun sampah anorganik terangnya cenderung landai.

"Persentase jenis sampah di Banjarbaru itu didominasi sampah basah (organik), hampir 60 perseb. Nah dari data kita malah berkurang, pemicunya karena ada pergeseran mobilitas dan aktivitas tadi. Untuk anorganik tetap flat (datar)," tambahnya.

Meski begitu, walaupun terjadi penyusutan yang otomatis berdampak terhadap kinerja petugas kebersihan. Menurutnya hal ini tak begitu berdampak signifikan. Sebab sewaktu normal, petugasnya katanya memang harus bekerja ekstra karena saking masifnya produksi sampah di Banjarbaru.

"Penurunan itu tidak begitu berdampak. Memang jam operasional kawan-kawan (petugas kebersihan) lebih hemat, tetapi tidak begitu kentara. Karena pada prinsipnya, terlepas berapa banyak sampahnya, kita tetap harus angkut setiap hari," pungkasnya.

Sementara itu, Andini salah seorang pengusaha kuliner di wilayah Panglima Batur Banjarbaru mengaku memang ada penurunan jumlah sampah yang dihasilkan dari warungnya.

Hal ini sebutnya sangat terasa sekali ketika Corona mulai masuk dan khususnya kala PSBB diterapkan. "Kalau normal bisa sampai 150 porsi, sekarang pandemi ini paling banyak 70 porsi. Jadi memang sampahnya berkurang juga," katanya.

Selain karena permintaan yang menurun, pola masyarakat berbelanja katanya juga berpengaruh. Sebab selama ini pelanggan terangnya lebih banyak membeli bungkusan.

"Kalau take away-kan sampahnya ditanggung pembeli. Jadi sampah di warung saya tidak begitu banyak lagi sekarang," tuntas penjual kuliner masakan Banjar ini. (rvn/ij/bin)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB
X