Kisah Tetangga Sekolah yang Sempat Ditolak Sistem Masuk Jalur Zonasi: Dibijaksanai Sekolah Setelah Melihat Langsung Rumahnya

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 11:57 WIB
AKHIRNYA LEGA: Burhanuddin ditemani ibunya, Sumyani ketika mengisi berkas pendaftaran ulang di SMAN 2 Banjarbaru. Ia sempat ditolak sistem dan dinyatakan tidak diterima padahal domisili rumahnya masuk kriteria zonasi. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
AKHIRNYA LEGA: Burhanuddin ditemani ibunya, Sumyani ketika mengisi berkas pendaftaran ulang di SMAN 2 Banjarbaru. Ia sempat ditolak sistem dan dinyatakan tidak diterima padahal domisili rumahnya masuk kriteria zonasi. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

Burhanuddin Efendi, seorang calon siswa di SMAN 2 Banjarbaru sempat was-was. Pasalnya, ketika mendaftar lewat jalur zonasi, ia tidak diterima sistem. Padahal rumahnya dekat dengan sekolah.

-- Oleh: M Rifani, Banjarbaru --

Dari formulir pendaftaran PPDB online Burhanuddin, jarak sekolah rumahnya 410 meter. "Saya mendaftar tanggal 29 Juni sekitar pukul 14.44 Wita. Pilih jalur zonasi, karena sangat yakin masuk. Soalnya dekat sekali, jadi tidak mendaftar di sekolah lain," ujar warga Jl RP Soeparto Komplek Meratus, Kelurahan Mentaos, Kecamatan Banjarbaru Utara ini.

Rupanya, saat itu server aplikasi online penerimaan peserta didik baru (PPDB) sedang mengalami gangguan. "Saat saya cek di waktu pengumuman, ternyata nama saya tidak masuk dalam daftar yang diterima," katanya.

Ia sangat berharap masuk sekolah negeri. Apalagi menyadari kondisi ibunya yang sendirian menafkahi keluarga, dengan bekerja sebagai asisten rumah tangga.

Akhirnya, ditemani sang ibu Sumyani, Burhanuddin yang merupakan alumnus SMPN 2 Banjarbaru ini mendatangi pihak sekolah.

"Kata pihak sekolah nama anak saya memang tidak ada setelah dideteksi di sistem. Tapi bapak kepsek setelah itu langsung meminta guru lain mengecek kondisi rumah kami sesuai peta," ungkap Sumyani kepada Radar Banjarmasin, kemarin.

Setelah memastikan, pihak SMAN 2 Banjarbaru akhirnya mau menerima Burhanuddin. "Alhamdulillah, soalnya kalau tidak diterima pasti putus sekolah," tambahnya.

Kepala SMAN 2 Banjarbaru Eksan Wasesa memastikan bahwa Burhanuddin akan diterima di sekolahnya.

"Ini kebijakan dari sekolah. Kita menilai bahwa anak ini laik dibantu, termasuk mempertimbangkan keadaan perekonomian mereka. Sayang kalau harus putus sekolah, apalagi secara zonasi dia sudah memenuhi," kata Eksan.

Burhanuddin sebutnya akan mengisi kuota dari calon siswa di jalur zonasi yang mengundurkan diri. Sebab katanya ada beberapa siswa yang memutuskan tidak mendaftar ulang.

"Intinya, kita tidak ingin ada yang sampai putus sekolah. Nanti juga akan diupayakan dibantu untuk biaya sekolahnya dengan mempertimbangkan kondisi ekonominya," tuntasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X