BPBD Mulai Atur Langkah Atasi Karhutla

- Sabtu, 11 Juli 2020 | 13:04 WIB
Foto ilustrasi kebakaran hutan
Foto ilustrasi kebakaran hutan

BANJARBARU - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel mulai intens berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait langkah yang akan diadopsi dalam penanganan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

Sebab, Banua selama ini menjadi langganan karhutla setiap kali musim kemarau tiba. Bahkan, tahun lalu BPBD Kalsel mencatat total hutan dan lahan yang terbakar di Banua mencapai 6.737,51 hektare.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan, dalam waktu dekat mereka akan menggelar rapat bersama stakeholder terkait untuk membahas langkah-langkah penanganan karhutla.

"Baru-baru tadi kita sudah melaksanakan apel siaga, selanjutnya merapatkan strategi penanganannya seperti apa," katanya kepada Radar Banjarmasin.

Dia mengungkapkan, agar karhutla 2020 ini tak meluas seperti tahun-tahun sebelumnya, pihaknya bakal memaksimalkan sumber daya yang ada. "Kita punya banyak personel, karena dibantu TNI dan Polri. Kalau memungkinkan kita libatkan juga damkar," ungkapnya.

Di samping itu, Roy menyampaikan, pihaknya juga intens berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ihwal bantuan apa saja yang akan diterima Kalsel nantinya. "Baru-baru tadi kami menggelar rapat dengan BPNB. Kami bahas tentang strategi dan dukungan apa untuk kita," ucapnya.

Selain BPBD Kalsel, antisipasi karhutla juga dilakukan Dishut Kalsel. Berkaca dengan kasus karhutla pada tahun-tahun sebelumnya, mereka tahun ini serius menjaga Hutan Lindung Liang Anggang (HL-LA) agar tidak lagi terbakar.

Karena, pada musim kemarau 2019 lalu kawasan yang terletak di Jalan Lingkar Utara, Kecamatan Liang Anggang ini terbakar hingga ratusan hektare.

Kabid Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (PKSDAE) pada Dinas Kehutanan Kalsel, Pantja Satata mengatakan, untuk menjaga HL-LA supaya terhindar dari karhutla, pihaknya melakukan pengairan di kawasan itu dengan sistem pipanisasi.

"Kami akan membuat pipanisasi sepanjang 1,4 kilometer dari irigasi ke kawasan HL untuk mengalirkan air ke kanal-kanal yang ada di sana. Dengan harapan, kebakaran bisa diminimalisir," katanya.

Lanjutnya, selain melakukan pipanisasi, pihaknya juga bakal menambah posko pemantauan di wilayah tersebut. "Sekarang sudah ada dua posko permanen di sana. Tahun ini ditambah satu, supaya penjagaan lebih maksimal," ujarnya.

Dia menuturkan, setiap posko nantinya bakal diisi oleh empat petugas. Yang bertugas memantau jika sewaktu-waktu ada titik api. "Kalau nanti cuaca semakin panas, petugas kami tambah jadi 10 orang setiap posko," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi Kelas I Banjarbaru Goeroeh Tjiptanto menyampaikan bahwa musim kemarau di Kalsel telah tiba pada pertengahan Juni. Yang dimulai dari daerah Barat Kalsel, seperti Batola dan Tapin. Kemudian mengarah ke Kalsel bagian Timur. "Terakhir sampai ke Kotabaru," ucapnya.

Puncak musim kemarau sendiri dia menyebut diperkirakan terjadi pada Agustus sampai September. Lalu, selesai pada Oktober. "Kemarau tahun ini kemungkinan sifatnya normal. Bahkan, cenderung ke basah," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X