Perajin Cincin Coba Bertahan di Tengah Pandemi: Dulu 20 Juta Perbulan, Sekarang....

- Senin, 13 Juli 2020 | 10:46 WIB
SURVIVE: Ujang Kusianor di depan bengkel kerajinan cincinnya di kawasan Sungai Andai. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN
SURVIVE: Ujang Kusianor di depan bengkel kerajinan cincinnya di kawasan Sungai Andai. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN

Semua perajin perak mengeluh. Dihantam dampak ekonomi dari pandemi. Tapi Ujang Kusianor menolak menyerah.

-- Oleh: ENDANG, Banjarmasin --

DITEMUI di rumahnya di Kompleks Andai Jaya Persada Blok D Nomor 6 Sungai Andai, Ujang sedang sibuk mengawasi dua pegawainya membuat cincin perak.

Bengkelnya tidak besar, 2x3 meter saja. Di dalam, ada empat meja kerja. Tapi hanya dua meja yang terisi. Dari sini, mereka mengejarkan cincin perak dan emas, tergantung pesanan pelanggan.

"Dulu memang ada empat orang, tapi sekarang tinggal dua. Ya karena dampak wabah,” ujarnya.

Dampak ekonomi dari pandemi memukul semua perajin perak. Omzet Ujang mulai turun drastis sejak awal Maret tadi. Sejak pandemi melanda, pelanggan jarang datang.

Padahal, sebelumnya pria 40 tahun ini mampu mengantongi Rp20 juta per bulan. Sekarang, mampu meraih separuhnya pun sudah syukur. "Turun sampai 50 persen," sebutnya.

Peminat cincinya bukan hanya dari Banjarmasin, tapi juga luar daerah. Resepnya, ia mengutamakan keramahan dalam pelayanan. "Biar pelanggan balik lagi nanti," ujarnya seraya tersenyum.

Soal harga, dipatok antara Rp20 ribu sampai Rp100 ribu. Dari reparasi maupun pembuatan cincin baru. Satu dua hari pun selesai. "Biaya jasa tergantung tingkat kesulitan. Tidak terlalu mahal," jelasnya.

Usaha ini ia rintis sejak 20 tahun silam. Tak ingin tumbang karena pandemi, Ujang memanfaatkan internet untuk bertahan. Media sosial sekarang dipakai untuk promosi dan pemasaran.

Dia berharap, wabah lekas berlalu. "Agar kehidupan kembali normal dan usaha kembali lancar," doanya. (fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X