Mati Perlahan, Motoris Kelotok Mengiba

- Senin, 13 Juli 2020 | 10:51 WIB
MATI PERLAHAN: Motoris kelotok, pelaku utama wisata susur sungai, berharap pemko membuka kembali kawasan siring. Foto diambil Minggu (5/7) pagi, pekan lalu. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
MATI PERLAHAN: Motoris kelotok, pelaku utama wisata susur sungai, berharap pemko membuka kembali kawasan siring. Foto diambil Minggu (5/7) pagi, pekan lalu. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Siring Pierre Tendean, kemarin (12/7) pagi sepi setelah ditutup Pemko Banjarmasin. Sebaliknya, Siring Nol Kilometer dan Siring Sudirman di seberangnya ramai pengunjung.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata dan Satpol PP memang hanya menutup kawasan Patung Bekantan dan Menara Pandang.

Alasannya, selama akhir pekan, objek wisata itu ramai dipadati pengunjung. Sementara grafik kasus COVID-19 belum melandai. Pemko pun mengambil tindakan tegas. Menutup siring selama tiga bulan.

"Setiap bulan akan dievaluasi," beber Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, Ikhsan Alhak, kemarin (12/7).

Penjagaan siring dilaksanakan Satpol PP, dibantu TNI dan Polri. Tenda-tenda pengawasan didirikan. Pada beberapa bagian taman, dipasangi tali agar tidak bisa dimasuki.

Ikhsan menjelaskan, selama ini masyarakat salah persepsi. Ketika PSBB dicabut dan New Normal dipromosikan, artinya siring boleh dikunjungi bersama keluarga dan kawan. Padahal, tidak demikian.

"Jadi ini penegasan saja. Penutupan sebenarnya sudah dimulai sejak 1 maret lalu. Tapi karena penjagaan personel diprioritaskan ke PSBB, maka penjagaan di siring jadi kurang maksimal," bebernya.

Penutupan ini membuat mereka yang mencari nafkah di siring keberatan. Contohnya Usai, motoris kelotok wisata. Pelaku wisata susur sungai.

Menurutnya, penutupan siring secara perlahan mematikan usahanya. "Dua hari kami di sini, tak ada satu pun pengunjung yang datang. Dipindah ke seberang pun sama. Mau makan apa kami?" bebernya.

Ya, bagi para motoris, pemko memang meminta agar letak penjualan tiket dialihkan sementara ke Siring Sudirman.

Meski hanya dipisahkan Sungai Martapura, menurut Usai, relokasi itu tidak tepat. Lantaran pengunjung lebih nyaman mengunjungi Siring Pierre Twndean. Usai berharap, pemko bisa membuat pengecualian.

"Kami sudah lama tidak beroperasi. Sekarang sudah menjalankan protokol kesehatan. Contoh membatasi muatan dan mewajibkan penumpang memakai masker. Mestinya, ini bisa menjadi pertimbangan," harapnya.

Pantauan Radar Banjarmasin, penutupan siring belum maksimal. Buktinya, penjagaan ketat hanya berlangsung hingga siang hari. Sementara sore hari, dibiarkan lowong. Masih tampak beberapa pengunjung bisa bersantai di siring. (war/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB

Harga CPO Naik Ikut Mengerek Sawit

Kamis, 18 April 2024 | 07:55 WIB

Anggaran Subsidi BBM Terancam Bengkak

Selasa, 16 April 2024 | 18:30 WIB

Pasokan Gas Melon Ditambah 14,4 Juta Tabung

Selasa, 16 April 2024 | 17:25 WIB
X