Sambang Lihum Tiadakan Jam Besuk

- Selasa, 14 Juli 2020 | 10:16 WIB
KONTROVERSIAL: RSJ Sambang Lihum melarang keluarga membesuk pasien jiwa. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
KONTROVERSIAL: RSJ Sambang Lihum melarang keluarga membesuk pasien jiwa. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Sejak virus corona mewabah, RSJ Sambang Lihum ternyata tidak mau mengambil risiko. Mereka langsung meniadakan jam besuk. Dengan begitu, pasien jiwa yang dirawat di sana tidak bisa dijenguk oleh sanak dan keluarganya.

Direktur Utama RSJ Sambang Lihum, dr IBG Dharma Putra mengatakan, peniadaan jam besuk diterapkan demi menjaga kesterilan rumah sakit dari Covid-19. "Kita 'kan tidak tahu bagaimana kondisi masyarakat yang berkunjung, karena tidak bisa dikelola oleh RS. Sementara pasien terkelola dengan baik," katanya, kemarin.

Lalu apakah tidak berdampak bagi pasien, karena terlalu lama tidak dijenguk keluarga? Dharma menyampaikan, dampaknya pasti ada. Salah satunya, penyembuhan melalui community based bakal sedikit terlambat. "Tetapi lebih baik sedikit terlambat, dari pada pasien dan semua yang ada di RS berisiko terkena Covid-19," ucapnya.

Dia mengungkapkan, rumah sakit harus benar-benar dijaga dari paparan virus corona. Sebab, orang dalam gangguan jiwa (ODGJ) tidak mudah untuk diedukasi mengikuti protokol kesehatan. "Perlu pendampingan dan kontrol setiap saat," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Instalasi Humas RSJ Sambang Lihum Sulastri menyampaikan, pihaknya selalu memberi pengertian kepada keluarga pasien yang datang ingin membesuk. "Kami juga mengedukasi mereka, terkait kenapa RS meniadakan jam besuk," ucapnya.

Disinggung ada berapa pasien yang dirawat di RSJ Sambang Lihum sekarang, Sulastri menuturkan, total ada 129 orang. Gabungan dari pasien jiwa dan Napza. "Lima orang diantaranya kami karantina. Karena 2 orang terkonfirmasi positif Covid-19 dan sisanya sedang menunggu hasil tes swab," tuturnya.

Secara terpisah, Psikolog Klinis Fakultas Kedokteran ULM, Sukma Noor Akbar sepakat dengan kebijakan RSJ Sambang Lihum yang meniadakan jam besuk pasien. Sebab, menurutnya keselamatan pasien menjadi yang utama diperhatikan agar tidak tertular Covid-19.

"Karena akan berdampak dengan pasien lainnya, sehingga dengan memperketat layanan besuk keluarga menjadi salah satu solusi untuk meminimalisir penyebaran Covid-19," bebernya.

Akan tetapi, dia menyarankan agar pihak RS dapat membantu pasien jika sewaktu-waktu perlu berkomunikasi dengan keluarga. Baik melalui media chat ataupun video call. "Karena itu akan membantu pasien lebih tenang dan merasa aman dari bahaya penyebaran Covid-19," sarannya.

Dia menjelaskan, dukungan sosial keluarga sebenarnya mutlak diperlukan oleh pasien. Karena dapat membuat individu menyadari bahwa ada lingkungan terdekat yang siap membantu dalam menghadapi tekanan.

"Dukungan sosial yang diberikan oleh keluarga dapat berupa dukungan emosional, penghargaan, alat, dan dukungan informatif. Sehingga tidak dapat dipungkiri keluarga yang berada di samping pasien akan mempermudah penyembuhan," jelasnya.

Lanjutnya, pasien juga akan merasa nyaman jika keluarga menjenguk. Karena, bisa berbagi cerita tentang pengalaman di RSJ. Serta, bercerita tentang keluarga di rumah. "Apalagi keluarga datang membawakan makanan, itu hal yang memberikan energi positif bagi pasien," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Banjarmasin Pulangkan 10 Orang Terlantar

Jumat, 26 April 2024 | 14:30 WIB
X