Penanganan Covid di Kalsel Jadi Prioritas

- Selasa, 14 Juli 2020 | 10:29 WIB
Presiden Indonesia, Joko Widodo
Presiden Indonesia, Joko Widodo

BANJARBARU - Presiden Joko Widodo menyikapi kenaikan kasus positif Covid-19 di Indonesia. Dia meminta, agar jajarannya terus berfokus pada pengujian, pelacakan, dan perawatan pasien yang terinfeksi Covid-19. Utamanya di delapan provinsi yang masih memiliki angka penularan yang cukup tinggi.

Dari delapan provinsi yang disebutkan Jokowi, lagi-lagi Kalsel masuk di antaranya. Bersama, Jatim, DKI Jakarta, Jabar, Sulsel, Jateng, Sumut, dan Papua.

"Tetap pada perhatian kita untuk memasifkan 3T. Testing, tracing dan treatment, dengan prioritas khusus untuk 8 provinsi," ujarnya saat memimpin rapat terbatas mengenai percepatan penanganan dampak pandemi Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.

Jokowi juga mengingatkan jajarannya untuk meningkatkan fasilitas kesehatan di rumah sakit, seiring dengan melonjaknya kasus positif di sejumlah provinsi.

Selain itu, Kepala Negara juga kembali meminta ditingkatkannya pengujian PCR dengan menambah jumlah lab yang beroperasi di daerah. Serta dengan dukungan mobile lab PCR, sehingga target jumlah pengujian bisa tercapai.

"Kita harapkan nantinya target sesuai yang saya sampaikan itu bisa tercapai 30 ribu (pengujian)," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden menyinggung soal diperlukannya pengendalian wilayah perbatasan dan perjalanan. Serta transportasi antarwilayah untuk mencegah mobilitas dan penyebaran yang lebih lanjut.

"Pengendalian wilayah perbatasan dan perjalanan serta transportasi lintas wilayah betul-betul harus kita jadikan perhatian lagi, karena imported cases dari luar negeri juga kita lihat meningkat," imbuhnya.

Di samping itu, Jokowi juga memandang dibutuhkannya sosialisasi kembali secara masif mengenai Gerakan Nasional Disiplin Protokol Kesehatan. Supaya, masyarakat kembali dan semakin meningkatkan kedisiplinannya terkait kewajiban mengenakan masker, menjaga jarak aman, dan sering mencuci tangan.

Menyikapi pernyataan Presiden, Pakar Epidemiologi, Dharma Putra mengatakan, tracking dan tracing di Kalsel sebenarnya sudah bagus. Hanya saja, tidak diimbangi dengan kecepatan testing. "Masalah ada pada keterlambatan testing," katanya.

Menurutnya, kondisi tersebut memerlukan kegotongroyongan antara pemerintah dengan pelembagaan peran serta masyarakat. "Tanpa itu, semuanya tak akan pernah tuntas," ujarnya.

Spesimen swab di Kalsel sendiri hingga kini menumpuk di sejumlah laboratorium. Jumlahnya tak tangung-tanggung, mencapai empat ribuan.

Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kalsel M Muslim mengatakan, lambannya hasil pemeriksaan swab memang menjadi catatan pemerintah pusat saat melakukan monitoring ke Kalsel lalu.

Melihat lambannya hasil, pemerintah pusat pun kala itu membantu dua alat PCR swab. Sehingga pemeriksaan sekarang bisa mencapai 400 spesimen sehari.“Bahkan kami menarget dalam waktu cepat bisa memeriksa seribu spesimen dalam sehari,” kata Muslim.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X