Ingat, Tetangga Bukan Lawan; Kisruh Penutupan Akses Simpang Layang

- Rabu, 15 Juli 2020 | 10:30 WIB
Warga RT 07 Jalan Simpang Layang di Kelurahan Sungai Lulut, Banjarmasin Timur, bergejolak. Mereka merasa haknya dirampas. Setelah akses terdekat menuju kota di Jalan Pramuka ditutup warga Kompleks Bumi Intan Rahayu Berkah.
Warga RT 07 Jalan Simpang Layang di Kelurahan Sungai Lulut, Banjarmasin Timur, bergejolak. Mereka merasa haknya dirampas. Setelah akses terdekat menuju kota di Jalan Pramuka ditutup warga Kompleks Bumi Intan Rahayu Berkah.

BANJARMASIN - Warga RT 07 Jalan Simpang Layang di Kelurahan Sungai Lulut, Banjarmasin Timur, bergejolak. Mereka merasa haknya dirampas. Setelah akses terdekat menuju kota di Jalan Pramuka ditutup warga Kompleks Bumi Intan Rahayu Berkah.

Penutupan sudah berlangsung selama dua pekan. Akses penghubung kompleks dengan kampung dipagar dengan seng. Ditutup total.

Tokoh setempat, Adan (60) menyatakan, jalan itu sudah ada jauh sebelum perumahan berdiri. Lahan itu milik Norwansyah yang kemudian dijual kepada pengembang. Awalnya cuma jalan setapak. Seiring waktu bisa dilintasi motor dan mobil dengan nyaman.

"Sebelumnya masih berupa jalan kampung. Aris si anak pemilik tanah mendatangi saya. Katanya tanah mau dijual dan dijadikan perumahan. Lalu saya tanyakan kepastiannya. Dia menyebut jika jalan tetap ada, sudah diwakafkan untuk kepentingan umum," kisah Adan, kemarin (14/7).

Seiring waktu, keadaan berubah. Awalnya cuma buka tutup, kini ditutup permanen. Jadi tak seorang pun bisa melintas.

"Sudah ada rembuk di kelurahan. Padahal sempat disepakati jika jalan boleh dilintasi. Tapi malah berubah lagi, ditutup seperti ini," tambahnya.

Selain akses menuju kota, di dalam perumahan ada taman belajar Alquran. Tempat anak-anak kampung mengaji. Mereka kini malas mengaji karena harus memutar jauh.

"Rumah pemilik taman Alquran itu sudah berdiri lebih dulu. Dia beli tanah kapling bukan dari perumahan. Sekolahnya gratis juga. Sangat membantu warga di sini," bebernya.

"Kalau begini, sama saja menghalangi anak-anak kami belajar agama. Ingat, urusan jalan ini kalau dilewati masyarakat pahalanya besar," tukasnya.

Dia berharap, ada jalan tengah. Antara warga kampung dan perumahan adalah tetangga, bukan lawan.

Warga lainnya, pasangan suami istri Wawan dan Sari menyesalkan penutupan akses. "Jika tak ada solusi, kami juga akan menghalangi warga kompleks melintasi di jalan kampung kami," ujarnya.

Terpisah, Ketua RT 07 Maksum mengaku bingung dengan kisruh ini. "Karena pernyataan bahwa jalan itu tanah wakaf masih simpang siur," ujarnya.

Dia juga membenarkan telah ada rembuk di kantor lurah. "Kelurahan saja tak mampu, apalagi saya yang tidak mengetahui sama sekali asal muasalnya," pungkasnya. (lan/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

EO Bisa Dijerat Sejumlah Undang-Undang

Rabu, 24 April 2024 | 08:00 WIB

Pengedar Sabu di IKN Diringkus Polisi

Rabu, 24 April 2024 | 06:52 WIB

Raup Rp 40 Juta Usai Jadi Admin Gadungan

Selasa, 23 April 2024 | 09:50 WIB

Masih Abaikan Parkir, Curanmor Masih Menghantui

Selasa, 23 April 2024 | 08:00 WIB
X