Pembuatan Paspor Turun Drastis

- Jumat, 17 Juli 2020 | 12:14 WIB
TAK ADA PEMOHON: Suasana tempat pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banjarmasin, kemarin. Tampak sepi, lantaran selama pandemi jumlah pemohon paspor turun drastis. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
TAK ADA PEMOHON: Suasana tempat pelayanan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banjarmasin, kemarin. Tampak sepi, lantaran selama pandemi jumlah pemohon paspor turun drastis. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Sempat menutup pelayanan di awal masa pandemi Covid-19, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banjarmasin kembali melayani pembuatan paspor sejak pertengahan Juni. Akan tetapi, jumlah pemohon ternyata jauh menurun dibandingkan sebelum pagebluk.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banjarmasin, Anton Helistiawan mengatakan, semenjak kembali membuka layanan, jumlah pemohon yang mereka layani per harinya cuma sekitar 10 sampai 30 orang. "Padahal, sebelum pandemi sehari kita bisa melayani sampai 200 pemohon," katanya.

Dia mengungkapkan, jumlah pemohon pembuatan maupun perpanjangan paspor turun drastis dikarenakan Arab Saudi masih melakukan pembatasan ibadah haji dan umrah. Serta, masih sepinya perjalanan ke luar negeri.

"Dampak yang paling kelihatan lantaran tidak adanya ibadah umrah. Sebab, mayoritas pembuat paspor di Kalsel adalah jemaah umrah dan haji," ungkapnya.

Pelayanan paspor selama pandemi ini sendiri sebenarnya mereka batasi, untuk menghindari adanya penumpukan manusia. Dalam sehari maksimal hanya 60 pemohon. "Tapi, belum pernah juga sampai tembus 60 pemohon," bebernya.

Pendaftaran pembuatan paspor sendiri dilakukan secara online, setelah itu tahap wawancara dilaksanakan di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banjarmasin. "Kami melakukan pelayanan sesuai dengan protokol kesehatan. Seperti jaga jarak, pengecekan suhu tubuh dan penggunaan APD," ujar Anton.

Selain melayani di kantor, dia menyampaikan, pihaknya juga bisa melakukan pelayanan dengan cara jemput bola. Yakni, mendatangi lokasi para pemohon. "Tapi ini secara kolektif. Bisa untuk perusahaan atau pemda. Minimal ada 25 atau 50 pemohon, baru bisa kami layani ke tempat," ucapnya.

Pelayanan paspor kolektif, dengan cara jempot bola sendiri merupakan inovasi Dirjen Imigrasi yang disebut dengan EAZY PASSPORT. "Kami datang ke tempat tanpa ada tambahan biaya apapun. Semua layanan kami lakukan di tempat pemohon. Hanya saja pengambilan paspor tetap ke kantor," beber Anton.

Sementara itu, terkait minimnya pemohon paspor, ternyata juga dipengaruhi oleh adanya kebijakan penghentian pemberangkatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang diberlakukan Kementerian Ketenagakerjaan.

Kelapala UPT Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Banjarbaru Wilayah Kalselteng, Fachrizal menuturkan, sejak akhir Maret tidak boleh ada PMI (Pekerja Migran Indonesia) yang diberangkatkan ke luar negeri. "Ini untuk pencegahan penularan Covid-19," tuturnya.

Selain itu, dia menyampaikan, calon PMI yang sudah ada di tempat penampungan pun diminta untuk dipulangkan ke daerahnya masing-masing. "Tapi, kalau untuk pemulangan dari luar negeri masih bisa dilakukan," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X