BANJARMASIN - Panitia Pemungutan Suara (PPS) di KPU Banjarmasin harus bekerja ekstra mencari pengganti Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) yang dinyatakan reaktif setelah menjalani rapid test.
Alhasil, beban kerja pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih, harus dibebankan kepada anggota PPS yang sudah merampungkan tugas verifikasi faktual.
"Beban kerja penyelenggara ini, apabila ada yang kosong, otomatis tingkat di atasnya yang bertindak. Dan mereka sudah memahami itu," beber Komisioner KPU Banjarmasin M Taufiqurrahman.
Rapid test terhadap PPDP dimulai KPU sejak Selasa sampai Kamis tadi. Guna memastikan petugas yang bekerja benar-benar bebas virus.
Hasilnya, dari 1.199 PPDP, sementara sudah 99 orang dinyatakan reaktif. Menjadi kendala karena belum semua pengganti diperoleh.
Masalah lain, meski telah terdaftar sebagai pengganti, PPDP yang baru tak bisa langsung turun ke lapangan.
Karena harus menjalani rapid test secara mandiri. "Sejak tadi malam masih belum selesai pencocokan data dari KPU dan dokter di klinik," bebernya.
Persoalan pencarian pengganti inilah yang ternyata membuat tahapan coklit yang seharusnya dimulai sejak 15 Juli lalu menjadi molor.
"Seandainya seperti PPK dan PPS, kan sedikit saja, jadi bisa cepat. Sedangkan PPDP ada 1.200 dikurangi satu," tambahnya.
Meski demikian, proses coklit sudah mulai berjalan. Bagi PPDP yang sudah dinyatakan non reaktif, sejak hari ini sudah mulai bertugas di lapangan. "Terpenting, yang sudah dinyatakan non reaktif mulai bekerja," tuntasnya. (war/at/fud)