Gara-Gara Kasur, Politeknik dan Pemkab Kotabaru Berpolemik

- Rabu, 22 Juli 2020 | 11:17 WIB
TANPA PEMBERITAHUAN: Kasur mahasiswa ditaruh di pinggir jalan depan asrama. | FOTO: ZALYAN SHODIQIN ABDI/RADAR BANJARMASIN
TANPA PEMBERITAHUAN: Kasur mahasiswa ditaruh di pinggir jalan depan asrama. | FOTO: ZALYAN SHODIQIN ABDI/RADAR BANJARMASIN

KOTABARU - Manajemen Politeknik Kotabaru kecewa dengan sikap pemerintah Kotabaru. Kasur yang dipinjamkan dikembalikan tanpa etika, hanya ditaruh di pinggir jalan tanpa pemberitahuan resmi.

"Ini kan antar lembaga. Mestinya ada prosedur. Kasur itu juga kami tidak tahu, apakah sudah steril atau belum, tidak ada keterangan," kata Direktur Politeknik Kotabaru, M Rezki Oktavianoor, kepada Radar Banjarmasin, Senin (21/7) siang tadi.

Rezki bercerita, di bulan Mei, Pemkab Kotabaru melalui Dinas Kesehatan secara resmi meminjam bantuan sarana. Berupa kasur untuk tidur para pasien corona di RSUD Stagen.

Politeknik punya asrama mahasiswa, bekas Rusunawa. Kasur-kasur mahasiswa yang terbaik kemudian dipilih. "Saya bawa sendiri pakai pikap. Pulang pergi," ungkap Rezki.

Tiba-tiba, baru-baru tadi, dia mendapat laporan dari mahasiswa. Ada tumpukan kasur di depan asrama. Usut punya usut, ternyata itu kasur yang mereka pinjamkan sebelumnya.

Di hari berikutnya datang lagi kiriman kasur. Juga kembali ditaruh di pinggir jalan. Saat ini kasur-kasur itu sudah ditaruh di pelataran depan asrama. "Kami gak berani masukkan. Gak ada keterangan, itu steril atau tidak," tambahnya.

Karena sempat tidak terpantau, kasur-kasur itu sempat kehujanan.

Senin sorenya, Ketua Penanganan Covid di RSUD Stagen, dr Kurata'ain akrab disapa Dokter Cita membenarkan meminjam secara resmi kasur-kasur tersebut. Karena RSUD kekurangan sarana kasur. Tidak lama berselang, datang kasur hasil pengadaan Dinas PUPR. Sehingga dua puluh buah kasur milik mahasiswa tidak lagi dipakai.

Belum lama tadi kata Cita, Kepala BPBD Rusian Ahmadi Jaya datang. Meminta kasur-kasur milik mahasiswa dikembalikan. Awalnya Cita mengusulkan pengembalian dibarengi dengan proses administrasi. Namun rupanya Jaya ingin cepat. "Perintah Bapak (bupati) katanya (untuk segera dikembalikan)," beber Cita. Mendengar itu, Cita pun membiarkan proses pengembalian itu ditangani Jaya.

Lantas apa itu sudah steril? Menurut Cita, BPBD rutin melakukan penyemprotan. "Sudah strelisasi pasti," akunya. Ditanya mengapa tidak ada keterangan resmi, katanya proses administrasi semestinya dibuat BPBD.

Selasa (21/7) sore kemarin, melalui sambungan telepon, Jaya mengatakan, pengembalian dilakukan, karena RSUD sudah ada tambahan kasur. Namun dia enggan disalahkan soal kasur menumpuk di pinggir jalan depan asrama. "Itu Dinas LH yang antar," jawabnya.

BPBD ujarnya sudah melakukan penyemprotan disinfektan. Lantas mengapa tidak ada keterangan resmi kalau kasus sudah steril? Jaya melempar ke Dinas Kesehatan. "Harusnya Dinkes itu (yang bikin suratnya)," jawabnya.

Ditemui di kantornya, Kepala Dinas LH Arief Fadillah tidak menepis, anak buahnya yang mengantar kasur. "Kami cuma diminta tolong mengantar," ujarnya. Ia pun menilai, masalah itu hanya miskomunikasi. "Mestinya memang ada pemberitahuan (kalau itu mau dikembalikan," pungkasnya. (zal/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X