Biaya Perawatan Satu Orang Capai Rp9 Juta Perhari, Ada Pasien yang Habiskan Total Biaya 285 Juta

- Jumat, 24 Juli 2020 | 11:03 WIB
GRAFIS: KOKO/RADAR BANJARMASIN
GRAFIS: KOKO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Biaya perawatan pasien Covid-19 ternyata tidak kecil. Satu orangnya, pemerintah harus mengeluarkan puluhan hingga ratusan juta rupiah untuk rumah sakit rujukan yang merawatnya.

Di RSD Idaman Banjarbaru misalnya, pasien yang mereka rawat rata-rata menghabiskan biaya sekitar Rp9 juta per hari. "Biaya perawatan ini beragam, tergantung keparahan dan lama perawatan. Ada yang di bawah Rp10 juta. Ada juga yang sampai ratusan juta," kata Kepala Seksi Pelayanan Medik RSD Idaman Banjarbaru, dr Siti Ningsih.

Sebagai gambaran, dirinya memperlihatkan daftar biaya perawatan pasien Covid-19 kepada Radar Banjarmasin. Dalam daftar itu, ada pasien yang menghabiskan biaya sampai Rp285 juta. Dengan lama perawatan 30 hari. Sementara pasien yang dirawat selama tiga hari hanya menghabiskan biaya Rp22, 5 juta.

Besarnya biaya perawatan pasien Covid-19, membuat RSD Idaman mengajukan klaim pembayaran ke Kemenkes RI hingga Rp2 miliar lebih. "Bulan Mei kami mengajukan klaim Rp2.445.500.000. Sudah di ACC. Tinggal menunggu pembayaran," ujar Siti.

Sementara itu, tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Kalsel akhir-akhir ini meningkat pesat. Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalsel mencatat, hingga kemarin sudah ada 2.414 angka kesembuhan. Setelah adanya tambahan 178 pasien sembuh. Sedangkan, kasus positif berjumlah 5.332.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel, Roy Rizali Anwar menyebut, tingginya tingkat kesembuhan pasien dikarenakan semua pihak termasuk tenaga medis mampu memberikan pelayanan dan tenaga secara maksimal. "Pelayanan karantina khusus di beberapa tempat juga sangat baik," sebutnya.

Selain itu, menurutnya, banyaknya pasien sembuh juga lantaran kapasitas alat Polymerase Chain Reaction (PCR) sudah semakin baik. Sehingga, tidak ada lagi antrean sampel. "Fasilitas pengujian swab sudah tersebar di beberapa tempat. Sehingga, sudah mampu mengejar antrean sampel," ujarnya.

Roy menyampaikan, alat PCR yang beroperasi sekarang masing-masing berada di Laboratorium BBTKLPP dengan kapasitas 500 sampel per hari. Kemudian, di RSUD Anshari Saleh berkapasitas 186 sampel per hari, RSUD Ulin (728 per hari), Litbangkes (48 per hari), RSUD Boejasin Pelaihari (188 per hari) dan RS Bhayangkara (188 per hari).

"Dengan alat PCR yang ada ini, pemeriksaan sampel pasien konfirmasi positif atau negatif Covid-19 bisa semakin cepat," ucapnya.

Jika sebelumnya kapasitas pengujian sampel swab melalui metode PCR di Kalsel hanya 400 per hari. Dia menyebut, saat ini jumlahnya meningkat jauh menjadi 1.218 per hari. "Bahkan, ditarget dalam waktu dekat akan meningkat menjadi 1.838 per hari," sebutnya.

Secara terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kalsel, HM Muslim, menuturkan, selain menambah kapasitas alat PCR. Kalsel juga sudah mengirim 2.955 spesimen ke Universitas Andalas Padang. "Ini dilakukan demi mengurai antrean sampel," tuturnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X