Kupon Daging

- Kamis, 30 Juli 2020 | 10:36 WIB
ILUSTRASI: KOKO/RADAR BANJARMASIN
ILUSTRASI: KOKO/RADAR BANJARMASIN

MUSLIM Indonesia punya nama lain untuk Idul Adha. Hari raya kurban atau hari raya haji.

==================
Oleh: Syarafuddin
Editor Rubrik Metropolis Radar Banjarmasin
==================

Entah mengapa, di tempat kita, Idul Adha masih kalah pamor dari Idul Fitri.

Sebaliknya, bagi penduduk Mekkah, tanah kelahiran nabi, 10 Zulhijah justru disebut hari raya besar. Sementara 1 Syawal dianggap hari raya kecil.

Perayaan Idul Adha juga lebih panjang. Menyertakan hari tasyrik pada tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah.

Mungkin karena Idul Fitri punya Ramadan. Bulan yang dimeriahkan sahur, buka puasa, salat tarawih dan pesantren kilat.

Atau lantaran tak menuntut mudik? Karena jika tak pulang kampung pada Idul Adha, orang tua atau mertua lebih bisa memaklumi.

Mungkin pula karena pegawai negeri dan karyawan swasta tak kebagian tunjangan hari raya (THR) pada Idul Adha.

Tentu saja, dugaan saya yang terakhir sungguh dangkal.

Namun, bagi mereka yang papa, Idul Adha amat dinantikan. Secarik kupon daging kurban akan mengantarkan mereka pada rawon, kari, semur dan sate.

Setelah berbulan-bulan makan telor ceplok, tahu dan ikan asin melulu. Sesekali diselingi ayam tepung.

Sayang, kemeriahan Idul Adha tahun ini diprediksi menurun. Apalagi kalau bukan gara-gara musim corona.

Jauh-jauh hari, pedagang sapi dan kambing mengeluh. Penjualan hewan kurban menurun. Pandemi telah memicu krisis ekonomi. Tak ada yang luput dari dampaknya. Tak terkecuali ibadah kurban.

Kerumunan di masjid dan musala juga diminta dijauhi. Jemaah diimbau tak menonton aksi para penjagal. Apalagi sampai ngantre penukaran kupon daging.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X