Kisah Guru Kunjung yang Membantu Pelajar yang Kesulitan Belajar Daring

- Kamis, 30 Juli 2020 | 12:53 WIB
LEBIH ASYIK: Para pelajar SDN Batu Bini HSS belajar dengan guru kunjung di alam terbuka. | Foto: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN
LEBIH ASYIK: Para pelajar SDN Batu Bini HSS belajar dengan guru kunjung di alam terbuka. | Foto: SALAHUDIN/RADAR BANJARMASIN

Ini barangkali adalah jawaban bagi permasalahan penutupan sekolah masa pandemi. Para guru-guru di desa dan kota berinisiatif sendiri membuka kelas di ruang terbuka. 

----

Para guru di Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), khususnya di wilayah lereng pegunungan meratus memiliki solusi atas permasalahan pembelajaran di masa pandemi. Saat sekolah ditutup, selama tiga hari dalam seminggu para guru melakukan kunjungan untuk melakukan pembelajaran di alam terbuka.

“ Belajar secara daring banyak sisi lemahnya. Mulai dari tingkat kejenuhan pelajar, ketersediaan waktu orang tua untuk mendampingi anak belajar di rumah minim. Sehingga dilakukan guru kunjung,” ujar Kepala Sekolah (Kepsek) SDN Batu Bini, Muhammad Sani, saat ditemui disela-sela mendampingi para guru kunjung mengajar di alam terbuka di kawasan Desa Batu Bini, Selasa (28/7) tadi.

Dalam prosesnya, setiap guru kunjung hanya memberikan pembelajaran kepada empat sampai lima orang pelajar. “Dari total 56 pelajar di SDN Batu Bini dibagi menjadi 11 kelompok. Khusus kelas satu tiga kelompok. Kelas dua sampai enam ada dua kelompok,” ujarnya.

Lokasi belajar guru kunjung SDN Batu Bini mulai dari kawasan Desa Batu Bini sampai paling jauh di Desa Mandapai, Kecamatan Padang Batung. Jarak Desa Mandapai dari ibukota Kandangan, Kabupaten HSS bisa ditempuh dari belasan sampai puluhan kilometer.

Setiap kelompok diberikan satu jam jam belajar mengajar. Mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 09.00 Wita.“Sekali pertemuan sekitar satu jam saja per kelompok,” kata Sani.

Setiap minggunya guru kunjung dilaksanakan hanya tiga hari. Dari hari Senin sampai Rabu. “Sedangkan hari Kamis sampai Sabtu untuk menganalisis pelajaran sudah diberikan,” sebutnya.

Terkait isi pembelajaran, Sani mengatakan, pembelajaran di era pandemi tidak berpatokan dengan bank soal yang sudah disediakan. “Para guru bisa fleksibel, sesuai materi diberikan,” sebutnya.

Kamaliah, salah seorang guru kelas enam SDN Batu Bini saat melakukan guru kunjung rela harus menempuh jarak belasan sampai puluhan kilometer dari tempat tinggalnya di Desa Hamalau, Kecamatan Sungai Raya untuk mengajar anak didiknya di kawasan lereng pegunungan Kecamatan Padang Batung.

“Pagi sudah harus turun untuk menuju lokasi guru kunjung. Seminggu satu kali mengunjungi lokasi, setiap hari Senin, karena jumlah pelajarnya sedikit,” ujarnya.

Selama mengajar guru kunjung tentu ada suka dan dukanya. Sukanya tentu senang dapat memberikan ilmu kepada para pelajar ditengah pagebluk saat ini.

“Dukanya saat hari hujan menuju lokasi guru kunjung kadang-kadang jalannya licin. Paling jauh mendatangi sampai ke daerah Mandapai,” sebut ibu dua orang anak ini.

Riska Aulia pelajar kelas enam SDN Batu Bini mengaku lebih senang belajar dengan guru kunjung dibandingkan secara daring. “Lebih nyaman seperti ini, kalau di rumah tidak bisa bertanya dengan guru. Disini ada teman dan bisa bertanya dengan guru langsung,” ujar pelajar yang menuju lokasi menggunakan sepeda ini.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X