Pengamat: Melawan Sahbirin-Muhidin, Kans Denny-Difri Berat

- Rabu, 5 Agustus 2020 | 09:53 WIB
DUET PENANTANG: Denny Indrayana dan Difriadi Darjat. | FOTO: ISTIMEWA
DUET PENANTANG: Denny Indrayana dan Difriadi Darjat. | FOTO: ISTIMEWA

BANJARMASIN - Sahbirin Noor diprediksi bakal kembali menang pada Pilgub tahun ini. Selain petahana, faktor Muhidin yang juga pendulang suara membuat peluang kemenangan di depan mata.

Lalu bagaimana kans Denny Indrayana yang berpasangan dengan Difri Darjat? Pasangan yang sudah pasti diusung oleh Gerindra dan Demokrat itu, meski tak setenar Sahbirin-Muhidin, namun tetap saja berpeluang. Tak ada yang tak mungkin di politik.

Pada Pilgub 2015 lalu, dari 13 kabupaten dan kota di Kalsel, Sahbirin yang kala itu berpasangan dengan Rudy Resnawan hampir memenangkan semua daerah. Mereka hanya kalah di Kabupaten Banjar, Tanah Bumbu serta Kota Banjarmasin.

Di Kabupaten Banjar dan Banjarmasin, Muhidin yang kala itu berpasangan dengan Gusti Farid Hasan Aman menang telak di tiga daerah ini. Sementara di Tanah Bumbu dimenangkan oleh pasangan Zairullah Azhar dan H.M. Sapi’i.

Melihat kantong suara tersebut, bisa dikatakan akan sulit bagi Denny-Difri mengambil suara Sahbirin dan Muhidin yang menguasai semua daerah. Di atas kertas, mereka tinggal berharap di Tanah Bumbu yang kala itu dimenangkan Zairullah. Meski juga berat karena basis dukungan Sahbirin juga ada disana.

Pengamat politik UIN Antasari, Ani Cahyadi Maseri mengatakan, banyak faktor dalam memenangkan Pilkada. Namun, dalam rumus melawan petahana perlu kerja keras. “Memang dalam politik sangat dinamis, tapi bagi masyarakat Kalsel, biasanya mereka lebih memilih kepada yang sudah berpengalaman, dan cukup memberi dampak positif ke masyarakat dan tidak ada cacat moral,” ujarnya.

Berbicara kantong dukungan yang mungkin bisa diambil oleh Denny-Difri, Ani menganalisa, lebih dominan adalah masyarakat adat, karena sang wakil sebagai ketua dewan adat dayak. Patut diingat dalam beberapa hasil survei pada masyarakat Kalsel tidak lebih dari 20 persen yang jadi pemilih fanatik, selain 20 persen lebih pemilih ideologis, sisanya adalah pemilih mengembang atau swing voters. “Nah swing voters ini biasanya yang jadi market politik. Dalam hal ini kita sama-sama tahu,” ucapnya.

Melihat market politik Denny-Difri, Ani mengaku masih sulit diidentifikasi kantong pemilihnya. "Memang masih ada peluang untuk mendapat suara lebih di sebagian Banua Anam sisanya di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarmasin,” sebutnya. (mof/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X