Menjadi Paskibra Angkatan Pandemi COVID-19; Sampai Sulit Bernapas

- Kamis, 6 Agustus 2020 | 11:14 WIB
WAJIB PROTOKOL: Sekalipun bikin repot, demi keselamatan bersama, anggota dan pelatih paskibra tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
WAJIB PROTOKOL: Sekalipun bikin repot, demi keselamatan bersama, anggota dan pelatih paskibra tetap harus menerapkan protokol kesehatan dengan ketat. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

Menjadi pasukan pengibar bendera (paskibra) pada peringatan hari kemerdekaan menjadi impian banyak pemuda. Tidak mudah pada masa normal, apalagi di tengah pandemi.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Banjarmasin --

KERINGAT mengucur di muka. Ingin menyeka tapi segan. Apalagi sampai berbuat konyol dengan melepas seragam yang sudah lengket dengan peluh.

Selama berlatih, sorot tajam mata sang pelatih terus mengawasi. Gerakan apapun tidak terlewat. Sedikit saja kesalahan, maka siap-siap ditegur hingga dihukum berlari keliling lapangan.

Ya, menjadi anggota paskibra memang tidak mudah. Lebih tidak mudah di kala pandemi. Karena juga diwajibkan menerapkan protokol kesehatan. Baik saat berlatih sampai 17 Agustus tiba.

Mengenakan masker dan sarung tangan mudah saja. Yang sulit menjaga jarak. Bukankah tak mungkin bila baris-berbaris tanpa berdempet-dempetan?

Kemarin (5/8) siang, di halaman Balai Kota di Jalan RE Martadinata, dijemur terik matahari, ada enam orang yang sedang melatih keterampilan berbaris dan menggerek bendera.

Derap langkah dan gerakan mereka mulai seirama. Aba-aba 'langkah tegap maju, jalan!' terus diteriakkan.

Keenam pemuda itu dipersiapkan mengisi peringatan kemerdekaan Republik Indonesia di Pemko Banjarmasin. Hingga kemarin, sudah 21 hari mereka berlatih. Setiap hari dari jam 8 pagi sampai 4 sore.

Mereka dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok merah dan kelompok putih. Satu kelompok diisi tiga orang.

Kelak, di hari peringatan, yang menjadi pengibar bendera hanya tiga orang. Sisanya bertugas sebagai pendamping. Sebelum hari peringatan, bakal ditentukan siapa yang bertugas menjadi pengibar bendera.

Meski tampak bersemangat, mereka tampak kesulitan. "Masker ini bikin sulit bernapas," ungkap Adam Zikrian Allu.

Kendati demikian, siswa SMAN 7 itu tak ingin menyerah. Menjadi paskibra adalah impiannya sejak kecil. "Ayah dan ibu sudah tua. Saya ingin membuat mereka bangga," gumamnya.

Sementara M Rohit Rendra, siswa SMAN 2 ini ingin mewarisi jejak kedua saudaranya. Yang menjadi anggota paskibra pada tahun 2010 dan 2018 lalu. "Saya tidak ingin kalah dari mereka," tegasnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB
X