Berkurang, Jenazah Covid yang Dimakamkan

- Jumat, 7 Agustus 2020 | 11:46 WIB
KHUSUS COVID: Pekuburan khusus Covid-19 di Gang PDI, Jalan A Yani Km 22, Banjarbaru, kemarin. Sudah ada 160 jenazah korban virus corona yang dimakamkan. |  FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
KHUSUS COVID: Pekuburan khusus Covid-19 di Gang PDI, Jalan A Yani Km 22, Banjarbaru, kemarin. Sudah ada 160 jenazah korban virus corona yang dimakamkan. | FOTO: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Pasien Covid-19 yang meninggal masih terus bertambah. Namun jumlahnya sudah mulai menurun. Termasuk yang dimakamkan di alkah khusus Covid-19.

Di tempat pemakaman khusus Covid-19 milik Pemko Banjarmasin di Gang PDI, Jalan A Yani Km 22, Banjarbaru misalnya. Kini dalam sepekan hanya ada dua sampai tiga jenazah yang dikubur. Padahal, bulan-bulan sebelumnya hampir saban hari kedatangan jenazah."Sekarang kadang sehari tidak ada jenazah yang datang. Beda dengan bulan-bulan lalu," kata salah seorang penjaga TPU, Sabirin, kemarin.

Dia mengungkapkan, saat ini sudah ada sekitar 160 jenazah korban Covid-19 yang dimakamkan di sana. Semuanya berasal dari Banjarmasin. "Semua jenazah datang dari rumah sakit yang ada di Banjarmasin," ungkapnya.

Sementara itu, penjaga makam lainnya, Samuji menyampaikan, jenazah korban Covid-19 paling banyak mereka terima pada Mei 2020 lalu. "Ketika bulan puasa, Mei tadi jenazah yang datang bisa lebih dari lima dalam sehari. Bahkan, pernah sampai delapan jenazah sehari. Kami menguburnya hingga malam baru selesai," ujarnya.

Saking banyaknya jenazah yang datang, Samuji menuturkan, kala itu mereka sampai harus menahan lapar lantaran tidak sempat makan. "Bagaimana mau keluar mencari makan. Baru selesai mengubur, datang lagi jenazah. Dan harus segera dikuburkan, karena ini 'kan korban Covid-19," tuturnya.

Di TPU itu, Samuji bertugas bersama dua temannya. Mereka menggali tanah dan mengubur jenazah korban virus corona harus sesuai protokol Covid-19. "Kami wajib pakai APD lengkap yang sekali pakai," kata warga Sukamara, Landasan Ulin ini.

Meski begitu, dia menyampaikan, rasa takut tertular virus corona masih ada. Sebab, tidak jarang bersentuhan langsung dengan peti jenazah. "Tapi, mau bagaimana lagi. Kalau tidak dilakukan, kami mau kerja apa. Hanya di sini pendapatan kami," ucapnya.

Bapak tiga anak ini mengaku sudah delapan tahun menjaga TPU milik Pemko Banjarmasin itu. Setiap bulannya, dirinya menerima gaji Rp2 juta. "Tapi, kabarnya selama menangani jenazah korban Covid-19 ini kami akan mendapatkan tambahan gaji. Tapi, belum tahu berapa," bebernya.

Walaupun begitu, dia berharap pandemi Covid-19 bisa segera ditangani. Sehingga, pekerjaan mereka tidak lagi disibukkan dengan mengurus jenazah korban virus corona. "Karena kami harus kerja tak kenal waktu. Kadang tengah malam ada jenazah yang datang dan secepatnya harus dikubur," paparnya.

Saat ini alkah khusus Covid-19 yang berjarak sekitar 200 meter dari Makam Massal Jumat Kelabu 23 Mei 1997 tersebut sudah seperti kuburan massal. Makam-makam tampak berderet padat, dengan tanah yang masih basah dan nisan seragam berwarna putih.

Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin Machli Riyadi menyampaikan, tempat pemakaman di Gang PDI itu memang sengaja disediakan Pemko Banjarmasin khusus untuk jenazah korban virus corona. "Yang mengelola Dinas Lingkungan Hidup Banjarmasin," paparnya.

Dia menuturkan, area alkah memiliki luas sekitar 2 hektare. Sehingga, masih bisa menampung banyak jenazah. "Walaupun begitu kami berharap korban Covid-19 yang meninggal dunia bisa ditekan," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB
X