BANJARMASIN - Pagi ini (14/8) kompleks Makam Sultan Suriansyah kembali dibuka dan bisa diziarahi. Keputusan itu diambil Pemko Banjarmasin. Sekalipun konflik antara dua kubu yang mengklaim berhak mengurus makam belum tuntas.
Kabar terakhir, konflik malah kian memanas. Konflik berkepanjangan memaksa pemko turun tangan. Mencarikan solusi dengan membentuk tim penyelesaian konflik dan tim pengelola makam sementara. Menunggu kubu mana yang bisa menunjukkan bukti-bukti sah mengelola makam.
"Ya, insyaallah kami buka jam 9," kata Asisten II Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banjarmasin, Doyo Pudjadi di Balai Kota (13/8).
Sebenarnya, rencana pembukaan kembali makam Raja Banjar ini sudah yang kesekian kalinya diutarakan Doyo.
Sebelumnya pada tanggal 30 Juli lalu. Pemko berjanji akan membuka makam dalam pekan itu juga, tapi tidak terwujud.
Kemudian, hal serupa kembali diutarakan pada tanggal 8 Agustus lalu. Pemko berjanji membuka makam selambat-lambatnya pada Rabu (12/8) lalu. Tapi kenyataannya sampai kemarin (13/8) makam tak kunjung dibuka.
Pantauan Radar Banjarmasin, kondisi makam masih sama. Sepi. Tak tampak pengunjung. Spanduk bertuliskan bahwa makam ditutup juga masih terpampang. Pagar makam juga masih dipasangi rantai bergembok.
Dikonfirmasi mengapa baru hari ini makam dibuka, Doyo menyampaikan dua alasan. Pertama, sesuai hasil rapat terakhir tim. Yang digelar bersama aparat penegak hukum dan kelurahan. Kedua, pemko melihat situasi antara pihak-pihak yang bersengketa.
Sempat ada usulan bahwa sebaiknya pengelolaan makam dilakukan bergantian. "Misalnya pihak pertama mengelola satu pekan. Kemudian pekan selanjutnya dikelola pihak kedua," jelas Doyo.
Masalahnya, usulan itu diajukan belakangan, ketika rapat sudah kelar. Maka Doyo memilih untuk menimbang-nimbangnya dulu. "Sementara pemko dulu yang mengelola, kira-kira sepekan ke depan. Sambil kami pertimbangkan lagi usulan mereka," tutupnya.
Jauh dari ingar-bingar konflik, pemko mesti mengapresiasi Taufikurrahman dan Fajri. Keduanya warga Kampung Kuin yang bermukim tak jauh dari makam.
Meski makam sedang dirundung konflik, keduanya setia menerima dan membimbing pengunjung yang datang. Keduanya merasa kasihan melihat peziarah yang jauh-jauh datang.
Ya, meski area makam masih digembok, tak sedikit pengunjung yang berdatangan untuk berziarah. Terlebih pada akhir pekan.
Tidak bisa masuk ke dalam area makam, Taufikurrahman dan Fajri tidak kehilangan akal. Keduanya, membersihkan area samping pagar makam. Agar setidaknya, pengunjung masih bisa duduk dengan nyaman.