Bersyukurlah, Maka Dicukupkan; Pesan Juru Parkir Perempuan Uzur yang Merawat Kakaknya

- Jumat, 14 Agustus 2020 | 10:57 WIB
AYO BANTU: Yuliati tak mengenakan masker lantaran mengaku sulit bernafas. Selama menjaga parkir, mulut dan hidungnya hanya ditutupi dengan ujung kerudung. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin
AYO BANTU: Yuliati tak mengenakan masker lantaran mengaku sulit bernafas. Selama menjaga parkir, mulut dan hidungnya hanya ditutupi dengan ujung kerudung. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin

Perempuan menjadi juru parkir itu langka. Apalagi yang sudah berusia uzur. Yuliati, 69 tahun, adalah juru parkir yang tampak tegar di luar. Tapi sebenarnya getir di dalam.

-- Oleh: WAHYU RAMADHAN, Radar Banjarmasin --

ROMPI parkir yang dikenakannya sudah lusuh. Warnanya memudar. Bertopang tongkat berkelir hijau, Yuliati melangkah pelan ke arah mobil yang beranjak pergi dari area parkir di Jalan Niaga Utara.

Pelan tapi pasti. Yuliati mengarahkan mobil untuk keluar dari kerumunan lalu-lalang kendaraan bermotor yang berjejal di kawasan pasar di Banjarmasin Tengah itu, kemarin (13/8) siang.

"Alhamdulillah. Terima kasih," ucapnya. Sembari memasukkan uang kertas ke dalam rompi. Seulas senyum mengambang di wajahnya untuk si sopir.

Perempuan berkerudung cokelat kembali melangkah pelan. Kini menuju sebuah kios kecil. Tempat semula ia duduk, berteduh dari teriknya matahari.

Tanpa mengenal hari libur. Dia sudah menjadi tukang parkir selama dua tahun terakhir. Sedari jam 7 pagi sampai jam 4 sore, puluhan ribu rupiah dikantonginya.

Tak semuanya dari hasil menjaga mobil dan motor. Ibu satu anak ini juga mengecer bensin. Dari satu liter, ia mendapat untung Rp500.

Rumah Yuliati berdekatan dengan area parkir yang dijaganya. Hanya berjarak sekitar 15 meter. Tepat di belakang sebuah ruko. Diapit sejumlah bangunan beton. Rumah nomor 11 di pasar eks pompa bensin.

Kediaman yang diwariskan orang tuanya sejak 50 tahun itu tampak tidak terurus. Atapnya bocor. Lantai maupun dinding kayunya sudah bolong-bolong.

-

Di kediaman itu, Yuliati tak tinggal sendirian. Ada sang kakak, Norhayati, 72 tahun.

Sudah tiga bulan Norhayati terbaring lemah di atas kasur. Setengah badan dihantam stroke. Maka segala kebutuhan sang kakak, Yuliati lah yang memenuhinya.

Termasuk ketika siang itu, sang kakak meminta dibuatkan segelas teh hangat manis.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X