Kini Banjarmasin Punya PCR Sendiri

- Sabtu, 15 Agustus 2020 | 09:17 WIB
SEMANGAT KAKAK: Petugas kesehatan yang mengambil sampel swab di Puskesmas Pekauman di Jalan KS Tubun berpose untuk Radar Banjarmasin dari balik bilik pelindung. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin
SEMANGAT KAKAK: Petugas kesehatan yang mengambil sampel swab di Puskesmas Pekauman di Jalan KS Tubun berpose untuk Radar Banjarmasin dari balik bilik pelindung. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin

BANJARMASIN - Pesanan alat uji usap lendir atau polymerase chain reaction (PCR) milik Pemko Banjarmasin sudah tiba. Alat itu kini diletakkan di Rumah Sakit Sultan Suriansyah di Jalan Rantauan Darat.

Artinya, pemko tak lagi perlu menunggu lama. Karena harus ngantre di laboratorium di Banjarbaru, bergabung bersama spesimen dari kabupaten lainnya.

"Rabu tadi sampai," kata juru bicara Gugus Tugas P2 COVID-19 Banjarmasin, Machli Riyadi (14/8) siang. Tapi tak bisa langsung dipakai. Lantaran masih dirakit. Pekan depan, sejumlah petugas juga harus dilatih terkait pengoperasiannya.

Machli menaksir, setidaknya perlu 10 orang untuk mengoperasikan alat itu. Tahap awal, lima orang sudah siap.

"Perlahan kami penuhi tenaga kesehatan yang diperlukan. Saat ini ya memang hanya ada lima orang karena harus direkrut tenaga baru," beber Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin tersebut.

Dia menargetkan, dalam bulan ini juga PCR sudah bisa dioperasikan.

Lantas, berapa kapasitas spesiemen yang mampu diuji PCR ini? Machli mengklaim, dalam sehari mampu memeriksa 150 spesiemen.

Alat itu datang pada waktu yang tepat. Karena Pemprov Kalsel sedang menggalakkan tes swab massal.

Banjarmasin mendapat kuota terbanyak, 1.381 spesimen. Mengingat ibu kota provinsi ini menyumbang jumlah kasus positif tertinggi.

Seperti kemarin, di Puskesmas Pekauman di Banjarmasin Selatan, ada 30 orang yang di-swab.

Dijelaskan Machli, semua puskesmas akan menggelar hal serupa. Sasarannya adalah suspect dan probable. Saat ini terpantau 445 orang.

"Kami tambah dengan sejumlah instansi dan tenaga kesehatan, jadi jumlahnya sekitar 600 spesiemen," sebutnya.

Lantas, mengapa tidak memaksimalkan kuota yang diberikan pemprov? Menurutnya tak bisa sembarangan. Karena prosedur swab sudah diatur dalam buku pedoman kelima terbitan Kementerian Kesehatan. "Pelaksanaannya juga harus tepat sasaran," tegasnya.

Tapi Machli membuka kesempatan bagi warga yang ingin di-swab. Terutama yang merasakan gejala-gejala khas corona. (war/fud/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X