Pedagang Buku Ditinggal Pembeli

- Jumat, 21 Agustus 2020 | 09:12 WIB
JENDELA DUNIA: Jarkani merapikan buku di toko miliknya di Jalan Hasanuddin HM, kemarin (20/8) siang. Sentra penjualan buku teks pelajaran tak luput dari dampak pandemi. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin
JENDELA DUNIA: Jarkani merapikan buku di toko miliknya di Jalan Hasanuddin HM, kemarin (20/8) siang. Sentra penjualan buku teks pelajaran tak luput dari dampak pandemi. | Foto: Wahyu Ramadhan/Radar Banjarmasin

BANJARMASIN - Tahun ajaran baru sudah dimulai. Tapi bisnis penjualan buku teks pelajaran tak kunjung menggeliat. Pandemi mengacaukan segalanya. Belajar kini dialihkan secara daring di rumah.

Jarkani tampak duduk santai di toko buku miliknya di Jalan Hasanuddin HM, Banjarmasin Tengah, kemarin (20/8) siang.

Deretan toko buku yang biasanya ramai dengan pembeli, kini tampak sepi. Sudah sekian bulan kondisinya begitu-begitu saja. Padahal sebelum pandemi, tingkat penjualan buku pelajaran di kawasan ini sempat melonjak.

"Menjelang penerimaan siswa baru tadi saja sepi sekali," beber pemilik Toko Buku Fauzan itu.

Sembari merapikan buku-buku teks pelajaran yang di rak toko, lelaki 40 tahun itu mengaku kehilangan banyak pembeli. Dia mengungkapkan, hilang sampai lebih dari 50 persen.

"Yang paling terasa, hampir lima bulan belakangan. Mendapatkan penghasilan Rp100 ribu hingga Rp200 ribu saja sulit," keluhnya.

Situasinya kian berat karena tak ada kepastian. Jarkani menduga, masyarakat mengurungkan niat belanja buku karena masih menunggu kabar kapan sekolah kembali dibuka.

"Termasuk pondok pesantren. Kitab-kitab kuning masih belum ada pembelinya. Saya dengar, pesantren pun masih ada yang belum berani buka karena corona," lanjutnya.

Jarkani biasanya memasok buku-buku pelajaran dari luar pulau. Tepatnya dari Surabaya. Tapi tahun ini dia hanya memesan sedikit.

"Hanya beberapa saja. Tidak jor-joran seperti tahun-tahun sebelumnya. Tahun lalu kan sampai habis stok. Kalau tahun ini terasa sekali bedanya, masih banyak tersisa," tambahnya.

Kondisi yang sama juga dialami pedagang lain. Toko milik Endah memang tak sebesar toko-toko lain di kawasan itu. Tapi selain buku teks pelajaran, perempuan 49 tahun itu juga menjual buku umum.

"Setiap hari biasanya ramai. Ada lah pembelinya. Sekarang sepi sekali. Apalagi pas waktu PSBB lalu, kami sampai terpaksa tutup," ceritanya.

Melihat kondisi seperti ini. Endah sebenarnya mengaku ingin banting setir ke usaha lain. Tapi dia mengaku hanya mengerti soal perdagangan buku.

"Semoga saja kondisi ini cepat berlalu. Soalnya kami bisa semakin merugi kalau terus-terusan begini," tutupnya. (war/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X