Diduga Sengaja, Karhutla Terjadi di Beberapa Lokasi Banjarbaru

- Senin, 24 Agustus 2020 | 10:12 WIB
KARHUTLA: Petugas BPBD dan gabungan berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Jln SMPN 6 Banjarbaru, Sabtu (22/8) pukul 16.10 Wita. | Foto: BPBD Banjarbaru for Radar Banjarmasin
KARHUTLA: Petugas BPBD dan gabungan berusaha memadamkan kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Jln SMPN 6 Banjarbaru, Sabtu (22/8) pukul 16.10 Wita. | Foto: BPBD Banjarbaru for Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Covid-19 belum padam. Kota Banjarbaru mulai disibukkan dengan ancaman Kebakaran Hutan & Lahan (Karhutla). Dalam beberapa pekan terakhir, setidaknya telah terjadi lima kali Karhutla.

Karhutla ini meliputi beberapa lokasi. Mulai dari di kawasan Guntung Upih kelurahan Kemuning, wilayah Sungai Ulin, hingga di daerah kecamatan Cempaka. Adapun, jenis karhutla yang terjadi masih didominasi dugaan dibakar dengan sengaja.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPDB Kota Banjarbaru, Zaini Syahrani menyebutkan, jika diakumulasikan, total sudah ada kurang lebih 9 hektare lahan yang terdampak Karhutla sejauh ini.

"Kita mencatat ada setidaknya 7 kejadian dari Juli kemarin ketika Karhutla pertama kali terdeteksi. Untuk rata-rata luasan lahan yang terbakar di satu titik dari 1-3 hektare, namun yang terakhir cukup luas yakni 5 hektare," urainya.

Melihat data terakhir, Karhutla terjadi pada Sabtu (22/8) di Sungai Ulin. Luas lahan yang terbakar tercatat mencapai 5 hektare. Akibatnya, kawasan di lokasi sempat dikepung kabut asap.

"Kemarin yang cukup luas dibanding sebelumnya. Beruntung api tidak sempat menjalar besar dan mendekati pemukiman. Kita juga dibantu rekan-rekan damkar swasta untuk proses pemadaman," katanya.

Rupanya, ditelisik dari beberapa kejadian Karhutla terakhir. Indikasi dibakar dengan sengaja atau masuk kategori Faktor Manusia kata Zaini masih mendominasi. Sebab dari observasi di lapangan, dugaan di bakar sengaja itu sebutnya terlihat.

"Memang saat kebakaran berlangsung tidak kita dapati pembakarnya. Namun bekasnya tentu kelihatan, dan kebanyakan itu gara-gara membakar sampah lalu menjalar ke lahan," cerita Zaini.

Memang diakuinya bahwa karhutla yang disebabkan oleh faktor kesengajaan masih rawan. Padahal diklaimnya, pihak Pemko maupun unsur TNI-Polri terus menyosialisasikan soal bahaya Karhutla.

"Sosialisasi terus berjalan, terutama di titik rawan. Karena memang faktor kesengajaan ini masih tinggi, padahal bahaya yang ditimbulkan dari Karhutla begitu berbahaya untuk orang banyak," tegasnya.

Dalam penanganan, BPBD Banjarbaru ungkap Zaini sangat terbantu dengan keberadaan MPA (Masyarakat Peduli Api) yang tersebar di beberapa kelurahan rawan. Sebab MPA katanya jadi detektor awal ketika ditemukan potensi kasus.

"Sejauh ini informasi yang masuk rata-rata dari MPA. Jadi mereka melaporkan sembari berupaya memadamkan hingga tim kita dengan unit tangki bisa datang," pungkasnya. (rvn/ij/bin)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X