Kinerja Perdagangan Kalsel di Juli 2020, Kalsel Mulai Banyak Impor

- Senin, 24 Agustus 2020 | 11:30 WIB
SEPI EKSPOR: Aktivitas bongkar-muat di pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. Angka ekspor Kalsel mengalami penurunan pada Juli 2020. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN
SEPI EKSPOR: Aktivitas bongkar-muat di pelabuhan Trisakti, Banjarmasin. Angka ekspor Kalsel mengalami penurunan pada Juli 2020. | FOTO: DOK/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel merilis aknga ekspor dan impor selama Juli 2020. Dalam rilis itu nilai ekspor Kalsel mengalami penurunan sementara impor ke banua mengalami kenaikan.

Berdasarkan data BPS Kalsel, nilai ekspor Kalsel pada Juli 2020 tercatat hanya USD343,73 juta. Turun 11,18 persen dibandingkan Juni 2020 yang mencapai USD387,01 juta.

Sementara nilai impor mengalami kenaikan sebesar 18,51 persen. Yakni, dari USD32,16 juta di bulan Juni 2020, menjadi USD38,11 juta pada bulan berikutnya.

Kepala BPS Kalsel Moh Edy Mahmud mengatakan, khusus untuk ekspor, nilainya menurun lantaran kontribusi kelompok barang utama penyumbang ekspor mengalami penurunan.

"Kelompok bahan bakar mineral misalnya, pada Juli 2020 nilainya USD257,02 juta. Nilai tersebut turun sebesar 9,36 persen dibandingkan ekspor bulan Juni 2020," jelasnya.

Ditambahkannya, penurunan ekspor juga dialami kelompok lemak dan dan minyak hewan/nabati. Pada bulan Juli hanya menyumbang ekspor USD44,52 juta. Turun 27,20 persen dibandingkan bulan sebelumnya. "Nilai ekspor kelompok kayu dan barang dari kayu juga turun. Yakni, sebesar 13,17 persen. Dengan nilai ekspor USD18,42 juta," tambahnya.

Terkait negara tujuan ekspor terbesar selama Juli 2020, Edy mengungkapkan paling besar ialah ke Tiongkok dengan nilai USD93,98 juta. "Nilai ekspor ke Tiongkok ini mengalami penurunan 30,53 persen dibandingkan Juni 2020 yang mencapai USD135,27 juta," ungkapnya.

Selain Tiongkok, dia menyampaikan, ekspor Kalsel ke India pada bulan Juli juga lumayan tinggi yakni sebesar USD53,21 juta. "Filipina berada di urutan ke tiga dengan nilai ekspor sebesar USD38,86 juta, disusul Malaysia, USD35,40 juta," tambahnya.

Sementara itu, untuk perkembangan impor, Edy menuturkan, ada tiga kelompok barang yang mempunyai nilai impor tertinggi pada bulan April. Yakni, bahan bakar mineral sebesar USD33,13 juta; mesin-mesin/pesawat mekanik, USD1,37 juta dan pupuk sebesar USD0,95 juta.

"Kontribusi dari masing-masing tiga kelompok ini kalau diurut adalah 86,94 persen, 3,59 persen dan 2,48 persen dari total impor Juli 2020," ucapnya.

Mengenai impor menurut negara asal, Edy merincikan, tertinggi berasal dari Sungapura yang mencapai USD31,42 juta. Diikuti Malaysia, USD1,88 juta dan Jerman, USD0,96 juta. "Singapura jadi yang tertinggi karena kontribusi impornya mencapai 82,44 persen, dari total nilai impor Kalsel," rincinya.

Dari data-data nilai eskpor dan impor, dia menuturkan bahwa neraca perdagangan ekspor impor Kalsel pada Juli 2020 menunjukkan nilai yang positif. Yakni, surplus sebesar USD305, 62 juta. “Nilai tersebut lebih kecil dibandingkan neraca perdagangan pada bulan Juni 2020 yang surplus USD354,85 juta,” paparnya.

Menanggapi data dari BPS Kalsel, Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani menjelaskan, turunnya angka ekspor Kalsel tidak lepas dari kondisi pandemi Covid-19 yang menimpa hampir seluruh dunia. "Termasuk negara tujuan ekspor utama Kalsel. Seperti Tiongkok," jelasnya.

Dia berharap, pandemi segera berakhir. Agar aktivitas ekspor Kalsel dapat menggeliat kembali, karena tingginya permintaan negara-negara tujuan ekspor. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X