Tak Peduli Pandemi, Semakin Banyak Titik Api; Selamat Datang Musim Karhutla

- Senin, 24 Agustus 2020 | 11:33 WIB
GRAFIS: KOKO/RADAR BANJARMASIN
GRAFIS: KOKO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Semakin hari, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalsel terus bertambah. Minggu (23/8) misalnya, Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor mencatat ada 17 titik panas atau hotspot muncul di sejumlah wilayah di Kalsel.

Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas II Syamsudin Noor Muhammad Shaa Imul Qadri mengatakan, belasan hotspot tersebut tersebar di lima kabupaten. Terbanyak ada di Balangan dan Banjar, dengan masing-masing lima titik.

"Kemudian, sisanya empat titik di Hulu Sungai Selatan, dua titik di Kotabaru dan satu titik di Hulu Sungai Tengah," katanya.

Semakin banyaknya titik api yang muncul dibenarkan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kalsel, Sahruddin. Dia mengungkapkan, hotspot mulai sering terpantau sejak sepekan terakhir. "Karena cuaca semakin panas dan curah hujan menurun," ungkapnya.

Mulai munculnya titik api, kata dia membuat sejumlah heli water bombing harus disiagakan. "Sekarang sudah ada dua buah heli patroli dan empat heli water bombing yang sedang disiagakan di Bandara Syamsudin Noor," ujarnya.

Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Roy Rizali Anwar menyampaikan, masih ada empat heli water bombing yang mereka tunggu kedatangannya dari BNPB. "Karena kami minta delapan unit dari BNPB. Yang datang baru empat," katanya.

Diutarakannya, mereka sengaja kembali meminta bantuan heli lantaran sejumlah titik api di Kalsel biasanya ada yang berada di lokasi yang sulit dijangkau petugas dari jalur darat. "Kami akan maksimalkan semua alat dan fasilitas yang ada untuk menangani karhutla," bebernya.

Saat ini dia menyebut pihaknya masih fokus ke tahap pencegahan. Karena cuaca di Kalsel masih belum panas, meski musim kemarau telah tiba. "Kami mengedukasi masyarakat agar tidak melakukan pembakaran, dengan melibatkan semua sektor," sebutnya.

Salah satu instansi yang mereka libatkan yakni Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, karena menurut Roy, selama ini kebakaran sebagian berada di lahan pertanian. "Sebab masih ada persepsi dari masyarakat, apabila lahan tidak dibakar maka hama tidak mati dan tanah tidak subur," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Syamsir Rahman menuturkan bahwa pihaknya selalu mengedukasi petani supaya tidak membakar lahan persawahan melalui Balai Penyuluh Pertanian.

"Kami juga mengedukasi ke petani, dalam melakukan panen supaya memotong jerami di bagian paling bawah agar apabila kering tidak mudah terbakar," tuturnya.

Di samping itu, dia menyampaikan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel juga sudah membuat tanggul-tanggul di sejumlah lahan persawahan guna mencegah kebakaran lahan. "Tanggul ini fungsinya untuk memotong penjalaran api, apabila sewaktu-waktu ada titik api di lokasi itu," pungkasnya. (ris/ema)

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

X