Kisah Operator Mobil Gunner PMI: Pernah Ditimpuk Warga Pakai Sandal

- Senin, 24 Agustus 2020 | 11:36 WIB
BERTUGAS: Mengenakan APD lengkap, Hayun bersiaga di atas truk gunner. Setiap hari, relawan PMI itu harus bertugas sejak pagi sampai sore.  | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN
BERTUGAS: Mengenakan APD lengkap, Hayun bersiaga di atas truk gunner. Setiap hari, relawan PMI itu harus bertugas sejak pagi sampai sore. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN

Setiap hari selama empat jam, Hayun berada di atas gunner PMI, menyemprot kota dengan disinfektan. Apa saja yang ia hadapi?

-- Oleh: ENDANG S, Banjarmasin --

MUHAMMAD Harun Arrasyid adalah salah satu operator mobil gunner PMI (Palang Merah Indonesia) Kalsel. Kemarin (23/8), selesai menyemprot, ia beristirahat di markas PMI Banjarmasin.

"Istirahat sebentar. Nanti jam dua siang lanjut nyemprot lagi," kata pria 29 tahun itu.

Hayun, sapaan akrabnya, adalah korban PHK. Sebelum pandemi, ia bekerja di sebuah perusahaan reklame. Menganggur, Hayun kembali aktif sebagai relawan PMI.

"Jadi relawan PMI sudah lama, bertahun-tahun. Tapi baru aktif lagi setelah dipecat perusahaan," tambahnya.

Gunner itu kiriman PMI pusat. Bersama delapan orang lainnya, ia ditugaskan untuk mengoperasikannya. Mereka berbagi tugas. Sebagai sopir, pendamping sopir, dan penyemprot.

Jam kerja dibagi dua shitf. Pertama dari jam 9 pagi sampai jam 12 siang. Lalu jam 2 siang sampai jam 5 sore.

Fasilitas publik di seantero kota disemprot dengan cairan disinfektan. "Fokus kami Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar, Tanah Laut, dan Barito Kuala," sebutnya.

Risiko yang dihadapi Hayun adalah terhirup cairan disinfektan. Selain ancaman virus corona. Maka ia wajib mengenakan hazmat, masker, helm, dan sarung tangan karet.

"Tidak mudah seharian mengenakan APD. Untungnya tidak tembus air. Tapi cukup dingin," ujarnya.

Mengemban tugas kemanusiaan, Hayun harus selalu sehat dan siap. "Kami diberi vitamin, minumnya pagi dan malam," tambahnya.

Operator juga wajib menjalani rapid test rutin. "Setiap bulan pasti rapid," tukasnya.

Selama 2,5 bulan menjadi operator penyemprot gunner, Hayun telah mengalami banyak hal. Paling dikenang, ketika ada warga yang marah terkena semprot. Ia ditimpuk dengan sandal.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Pertanyakan Konsistensi Dinas PUPR

Selasa, 23 April 2024 | 08:45 WIB
X