Elpiji Langka, Hiswana Gelar Operasi Pasar

- Kamis, 27 Agustus 2020 | 08:48 WIB
OPERASI PASAR: Operasi pasar yang digelar Hiswana Migas Kalsel di pangkalan gas di Sungai Gardu, kemarin. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN
OPERASI PASAR: Operasi pasar yang digelar Hiswana Migas Kalsel di pangkalan gas di Sungai Gardu, kemarin. | FOTO: ENDANG SYARIFUDDIN/RADAR BANJARMASIN

BANJARMASIN - Setelah terjadi kelangkaan tabung gas elpiji 3 kilogram, Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan gas Bumi (Hiswana Migas) Kalsel menggelar operasi pasar di Banjarmasin.

"Operasi pasar sudah kami mulai sejak 25 Agustus kemarin," kata Sekretaris Hiswana Migas Kalsel, H Irfani, kemarin (26/8).

Dia berharap, bisa menekan harga tabung melon yang sempat naik dua kali lipat. "Kami gelar selama dua pekan," tambahnya.

Teknis di lapangan, pelaksanaan diserahkan sepenuhnya kepada pangkalan. Agar tertib, Hiswana sudah menetapkan jadwal bergiliran.

"Jumlah pangkalan di Banjarmasin ada 500, lokasinya berbeda-beda, jadi gantian," jelas Irfan, sapaannya.

Pada hari kedua, ada 26 pangkalan yang membuka operasi pasar. Mereka wajib melayani warga yang mengantongi kupon dari Pemko Banjarmasin.

Lantas, bagaimana jika ada warga kurang mampu ingin membeli tapi tak memegang kupon? Irfan menjawab sekenanya, yakin pangkalan bisa mengatasinya.

"Pastinya layani yang punya kupoin dulu. Kalau ada lebihan, baru bisa. Biasanya begitu,” lanjutnya.

Sebenarnya, pemko sudah menerbitkan kartu khusus pada 30 Maret lalu. Kartu jatah elpiji bersubsidi. Bila ada warga mampu ikut nimbrung, maka pangkalan harus tegas. "Mereka diarahkan untuk membeli gas lima kilogram ke atas saja," pintanya.

Sementara itu, Asisten I Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setdako Banjarmasin, Doyo Pudjadi mengaku belum menerima laporan terkait keluhan masyarakat atas kelangkaan gas bersubsidi.

Dari pengamatannya, masalah ini terus berulang karena permainan pengecer. Doyo memberi contoh, pangkalan yang dijatah 200 tabung telah melayani warga kurang mampu di sekitarnya. Tapi begitu ada sisa, dilepas ke pengecer.

"Pengecer menjual lagi ke warung-warung. Karena sudah beberapa tangan, maka harganya naik," ujarnya.

Doyo tak masalah jika pengecer ingin berdagang. Asalkan tak mengambil jatah gas bersubsidi. "Kalau mau jualan, jangan elpiji dong. Karena ini barang dalam pengawasan non barang dagangan," tegasnya. (gmp/war/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X