BANJARMASIN - Jika Hiswana Migas menyalahkan permainan oknum, Yayasan Lembaga Konsumen (YLK) Kalsel punya pendapat berbeda. Tabung gas elpiji 3 kilogram langka dan mahal lantaran kuotanya kurang.
YLK pun mendesak Gubernur Kalsel untuk mengusulkan penambahan jatah tabung melon. Mengingat kewenangan itu berada di Pemprov Kalsel, bukan Pemko Banjarmasin.
"Gubernur harus berkolaborasi dengan DPRD, Pertamina, dan perwakilan Kalsel di DPR untuk memperjuangkan penambahan kuota elpiji," kata Ketua YLK Kalsel, Akhmad Murjani.
Diingatkannya, penduduk Kalsel terus bertambah. Dari berbagai pulau datang kemari untuk mencari peruntungan. Ketika banyak buruh terkena PHK sebagai imbas pandemi, banyak yang membuka usaha. Paling dekat berdagang makanan. Karena murah, maka gas subsidi pun disasar.
Hak warga kurang mampu pun berkurang. Baginya, masalah tabung melon sudah seperti benang kusut. "Jatah tetap, sementara yang membutuhkan bertambah, akhirnya kekurangan," tambah Murjani.
Momen ini dimanfaatkan para spekulan. Menaikkan harga semaunya. Karena banyak dicari, warga pun pasrah. Sekalipun harganya naik dua kali lipat.
Sembari memperjuangkan usulan di pusat, sebagai solusi jangka pendek, menurutnya operasi pasar masih manjur. "Operasi pasar di titik-titik tertentu akan membatasi ruang gerak para spekulan," tukasnya. (gmp/fud/ema)