Ramai Politik, Lupa Elpiji; Tabung gas Semakin Berat Ditanggung

- Sabtu, 29 Agustus 2020 | 09:34 WIB

BANJARBARU - Para pejabat jangan cuma berpikir politik Pilkada. Dalam beberapa hari terakhir, gas elpiji 3 kilogram di Banjarbaru mengalami kelangkaan. Kalau pun ada, harganya di eceran dipatok sangat tinggi.

Di Kelurahan Guntung Manggis misalnya, salah seorang warga, Riswan Hadi mengaku terpaksa membeli gas bertabung warna hijau tersebut seharga Rp40 ribu. "Dari pada tidak memasak, biar mahal saya beli saja," katanya.

Dia mengaku sempat mencari gas di beberapa toko dan pangkalan jauh dari rumahnya, namun stoknya kosong. "Hanya di toko dengan harga mahal itu ada stoknya, jadi terpaksa saya beli," ujarnya.

Bahkan, mereka sekeluarga sempat memasak menggunakan tungku sebelum mendapatkan gas elpiji. "Dari pagi sampai siang mencari tidak dapat-dapat, jadi pakai tunggu dulu. Sore mencari lagi, baru dapat," beber Riswan.

Ayah satu anak ini berharap, pemerintah dapat menekan harga gas di eceran. Agar, tidak jauh tinggi dari harga eceran tertinggi (HET). "Kalau sampai Rp40 ribu tidak masuk akal sebenarnya, karena dua kali lipat dari HET," ungkapnya.

Secara terpisah, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Kalsel, Birhasani membenarkan gas elpiji saat ini sedang langka. Bukan hanya di Banjarbaru, tapi juga di Banjarmasin.

Dia menduga, kelangkaan terjadi terletak pada kebijakan Pertamina yang menjual gas elpiji 3 kilogram secara terbuka. Sehingga banyak orang bergolongan mampu bisa membelinya.

“Elpiji 3 kilogram bersubsidi itu hanya diperuntukan untuk orang yang tidak mampu dan juga para pedagang mikro. Akibat penjualannya sistem terbuka, siapapun bisa membeli. Maka ini sistem distribusinya yang salah,” bebernya.

Adapun Birhasani tidak mempermasalahkan persoalan kuota elpiji yang dinilai tidak merata. Sebab, pengaturan kuota untuk gas melon juga sudah diatur, hanya diperuntukkan untuk warga miskin.

“Saya rasa untuk kuota tidak ada masalah kalau hanya untuk itu. Tetapi akibat sistem distribusi terbuka, maka banyak para ASN, bahkan restoran membeli gas 3 kilogram,” paparnya.

Dengan sistem distribusi terbuka ini, dia juga berasumsi akan terjadi penyimpangan. Terutama di pangkalan yang menjual bebas, sehingga masyarakat banyak membeli dan dijual lagi ke masyarakat.

Sementara itu, Pertamina Marketing Operation Region (MOR ) VI Kalimantan melalui Region Manager Comm, Rel &CSR Kalimantan, Roberth MV Dumatubun menyampaikan, untuk mengatasi kelangkaan elpiji pihaknya sudah melaksanakan operasi pasar. "Kami gelar sampai beberapa hari ke depan," ucapnya.

Terkait lokasi operasi pasar, dia belum bisa membeberkannya. "Nanti saya infokan ya, supaya dikoordinasikan dulu," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kontribusi BUM Desa di Kalbar Masih Minim

Kamis, 25 April 2024 | 13:30 WIB

Pabrik Rumput Laut di Muara Badak Rampung Desember

Senin, 22 April 2024 | 17:30 WIB
X