Mulai September, Siswa dan Guru Dapat Kuota Gratis, Begini Rinciannya...

- Selasa, 1 September 2020 | 13:21 WIB
BELAJAR DI RUMAH: Nahfiz, salah seorang siswa MI saat belajar dari rumah menggunakan aplikasi Zoom. Mulai bulan ini, siswa dan guru akan mendapatkan subsidi kuota internet. | Foto: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN
BELAJAR DI RUMAH: Nahfiz, salah seorang siswa MI saat belajar dari rumah menggunakan aplikasi Zoom. Mulai bulan ini, siswa dan guru akan mendapatkan subsidi kuota internet. | Foto: SUTRISNO/RADAR BANJARMASIN

BANJARBARU - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI berencana memberikan subsidi kuota internet gratis untuk siswa dan guru. Bantuan ini demi melancarkan program Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) selama masa pandemi Covid-19.

Kuota gratis siswa dan guru sendiri diberikan mulai September hingga Desember 2020. Setiap bulannya siswa mendapat kuota sebesar 35 GB (setara Rp 35 ribu) dan guru 42 GB (setara Rp 42 ribu). Selain itu, dosen dan mahasiswa juga kabarnya bakal mendapatkan 50 GB (setara 50 ribu).

Saat dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel M Yusuf Effendy mengaku sudah menerima informasi program kuota gratis tersebut. "Iya, saat ini kami sedang mengikuti arahan dari pusat terkait teknis penyalurannya," katanya.

Dia menyambut baik program subsidi kuota internet gratis dari Kemendikbud itu, karena menurutnya bantuan ini bisa meringankan beban orang tua siswa. "Tapi kuota harus benar-benar untuk belajar. Jangan sampai digunakan untuk hal yang lain-lain. Nanti, kami minta agar para kepala sekolah mengawasinya," ujarnya.

Di Kalsel sendiri kata Yusuf, selama pandemi Covid-19 tidak pernah melakukan pembelajaran tatap muka. "Berdasarkan hasil evaluasi koordinator pengawas sekolah, di Kalsel ada 95 persen sekolah yang belajar secara daring. Karena hanya sedikit daerah yang kesulitan akses internet," sebutnya.

Dia mengungkapkan, untuk lima persen sekolah yang tidak bisa belajar secara online lantaran terkendala akses internet, pihak guru menjalankan dua opsi pembelajaran. Yakni, dengan cara membagikan penugasan kepada siswa secara langsung. Serta, melakukan kunjungan langsung ke rumah peserta didik.

"Contohnya di SMK Loksado. Karena di daerah pegunungan jadi akses internet sulit, sehingga guru harus melakukan kunjungan ke rumah-rumah siswa untuk melakukan pembelajaran," ungkapnya.

Dengan dua opsi sistem pembelajaran itu, Yusuf memastikan semua peserta didik di Kalsel tidak ada yang ketinggalan pelajaran. "Karena semua siswa bisa ikut pembelajaran," ujarnya.

Lalu, bagaimana bagi siswa yang berada di daerah yang akses internetnya mudah namun tidak memiliki gawai? Yusuf menuturkan, sekolah saat ini tengah melakukan pengadaan gadget menggunakan BOS (biaya operasional sekolah) untuk dipinjamkan ke siswa yang tidak memilikinya.

"Nanti kalau keadaan sudah kembali normal dan pembelajaran dilakukan dengan tatap muka, ponsel dikembalikan lagi ke sekolah," tuturnya.

Secara terpisah, Kepala SMAN 1 Martapura, Eko Sanyoto juga menyambut gembira adanya subsidi kuota internet gratis untuk siswa dan guru dari Kemendikbud RI. "Ini sangat membantu siswa Mas," katanya.

Dia mengungkapkan, saat ini pihak sekolah sedang mendata nomor ponsel para siswa untuk diinput ke Aplikasi Dapodik (Data Pokok Pendidikan). "Jadi nanti pemberian bantuan langsung ke nomor ponsel siswa masing-masing," ungkapnya.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan, upaya pemberian subsidi kuota internet gratis dilakukan atas masukan masyarakat yang mayoritas terkendala pulsa kuota internet dalam mengakses pembelajaran jarak jauh (PJJ).

“Pulsa ini adalah (masalah) nomor satu,” papar Nadiem di ruang rapat Komisi X DPR RI, seperti dilansir laman Kemendikbud, Kamis (27/8).

Halaman:

Editor: izak-Indra Zakaria

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X