Kalsel Alami Inflasi 0,25 Persen

- Kamis, 3 September 2020 | 11:17 WIB
Foto ilustrasi
Foto ilustrasi

BANJARBARU - Di tengah pandemi Covid-19, Agustus 2020 Kalsel mengalami inflasi sebesar 0,25 persen. Dengan Indeks Harga Konsumen (IHK), 105,3. Hal itu berdasarkan rilis yang disampaikan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, Selasa (1/9).

Kepala BPS Kalsel, Moh Edy Mahmud mengatakan, inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. "Ada lima kelompok yang mengalami kenaikan harga tertinggi," katanya melalui Channel Youtube BPS Kalsel.

Dirincikannya, lima kelompok tersebut yakni kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mengalami inflasi sebesar 2,46 persen. Disusul kelompok transportasi, 1,83 persen; kelompok pakaian dan alas kaki, 0,52 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, 0,27 persen. "Kemudian kelompok rekreasi, olahraga dan budaya naik sebesar 0,26 persen," katanya.

Dia mengungkapkan, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami inflasi terbesar lantaran dua dari tiga subkelompoknya mengalami kenaikan. Yakni, subkelompok perawatan pribadi lainnya sebesar 5,42 persen dan subkelompok perawatan pribadi sebesar 0,78 persen.

"Sementara subkelompok ketiga, yaitu jasa lainnya tidak mengalami perubahan dibandingkan Juli 2020. Subkelompok ini pada Agustus 2020 memberikan andil inflasi sebesar 0,16 persen," ungkapnya.

Selain ada yang naik, Edy menyampaikan ada pula kelompok yang mengalami penurunan indeks harga. Diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,51 persen. Lalu, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar lainnya sebesar 0,05 persen. "Serta, kelompok pendidikan turun 0,03 persen," ujarnya.

Jika berbicara komoditas, dia menuturkan, jenis yang paling banyak mengalami kenaikan harga dan memberikan andil inflasi tertinggi di Kalsel adalah angkutan udara, emas perhiasan, minyak goreng, ikan kembung, dan rokok kretek filter.

"Sedangkan, komoditas yang mengalami penurunan harga dengan andil deflasi tertinggi, antara lain, daging ayam ras, telur ayam ras, bawang merah, ikan nila dan gula pasir," tuturnya.

Sementara itu, apabila inflasi antarkota di Kalimantan dibandingkan, Edy menyampaikan, inflasi tertinggi terjadi di Tarakan: sebesar 0,35 persen. Sedangkan yang terendah di Kotabaru, Kalsel dengan sebesar 0,23 persen.

"Sementara kota IHK lainnya di Kalsel yang mengalami inflasi adalah Tanjung dan Banjarmasin. Masing-masing sebesar 0,43 persen dan 0,31 persen," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Ekonomi Bulungan Tumbuh 4,60 Persen

Kamis, 28 Maret 2024 | 13:30 WIB

2024 Konsumsi Minyak Sawit Diprediksi Meningkat

Selasa, 26 Maret 2024 | 12:21 WIB
X