Merangsang Harapan

- Kamis, 3 September 2020 | 11:31 WIB
Foto ilustrasi
Foto ilustrasi

STIMULUS dan resesi menjadi istilah ekonomi yang paling sering disebut dalam obrolan harian. Terutama bagi yang tidak digaji negara.

=================================
Oleh: Muhammad Syarafuddin
Editor Rubrik Metropolis Radar Banjarmasin 
=================================

Stimulus dan resesi. Yang disebut pertama adalah kabar baik, berikutnya kabar buruk.

Secara bahasa, stimulus artinya perangsang. Atau kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sedangkan resesi artinya kelesuan. Atau penurunan sementara seluruh aktivitas ekonomi.

Sampai sini, istilah resesi rupanya sengaja dipakai. Karena efeknya lebih menenangkan ketimbang istilah krisis.

Dalam praktik, stimulus dikucurkan pemerintah lewat anggaran Rp33,1 triliun untuk 13,8 juta karyawan swasta. Berupa subsidi gaji senilai Rp2,4 juta selama empat bulan. Menyasar pekerja yang diupah di bawah Rp5 juta.

Bila jatah Anda sudah dicairkan, segera pergi ke pasar atau warung. Beli telur, susu, mi instan, sabun, apa saja. Habiskan, jangan ragu.

Belanjakan, jangan cuma disyukuri, apalagi sampai ditabung. Karena stimulus pada hakikatnya guna memulihkan daya beli masyarakat.

Perekonomian modern memang canggih dan ruwet. Tapi sebenarnya tetap digerakkan prinsip klasik, produksi dan konsumsi, jual dan beli.

Sejak pandemi, kaum pekerja telah menerima pemotongan gaji dengan suka rela. Antar perusahaan cuma berbeda besaran potongan.

Pilihan logis, ketimbang harus dirumahkan apalagi di-PHK. Ketimbang harus menyaksikan perusahaan bangkrut.

Otomatis, semua kompak berhemat. Sekalipun diskon jor-joran, barang dan jasa tetap melimpah karena pembelinya sedang ngirit atau dililit utang.

Tidak ada yang kebal dari dampak corona nan dahsyat ini. Bahkan halaman koran dan majalah kian tipis. Pengecualian cuma berlaku untuk perdagangan sepeda lipat.

Pertanyaannya, apakah uang Rp600 ribu itu mampu menahan resesi. Terlebih stimulus datang terlambat, sanggup kah? Saya bukan sarjana ilmu ekonomi yang berhak menjawab.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X