Pilkada Banjarbaru: Antara Nama dan Kalkulasi Politik

- Kamis, 3 September 2020 | 11:33 WIB
Budi Dayak Kurniawan, Direktur Pusat Data, Analisis, Media, dan Masyarakat (PADMA) Kalsel
Budi Dayak Kurniawan, Direktur Pusat Data, Analisis, Media, dan Masyarakat (PADMA) Kalsel

POLITIK sepertinya tak memberi kesempatan untuk tanah di pusara Walikota Banjarbaru H Nadjmi Adhani mengering. Tak perlu menunggu lama, peta politik pasca Nadjmi meninggal pada 10 Agustus 2020 langsung berubah. Politik yang semula sudah bulat, misalnya pencalonan Nadjmi Adhani – Darmawan Jaya Setiawan yang didukung solid Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan disusul Partai Golkar yang mengalihkan dukungan, usai HM Aditya Mufti Ariffin menyatakan mundur dari Pilkada Banjarbaru 2020 karena alasan pandemi Covid-19, menjadi terberai dan terkotak-kotak.

=======================
Oleh: Budi Dayak Kurniawan
Direktur Pusat Data, Analisis, Media, dan Masyarakat (PADMA) Kalsel
=======================

Partai-partai politik yang sebelumnya telah menyatakan dukungan dan mengeluarkan surat keputusan mendukung sosok tertentu kemudian seperti hilang arah dan sangat mungkin mengubah sikap politik. Namun, bagi partai yang sebelumnya tak mendapat perhatian dari sosok-sosok yang akan berlaga, pasca Nadjmi berpulang seperti mendapat angin segar. Seperti komputer, dukungan partai-partai politik harus menjalani restart ulang.

Sempat muncul wacana, Darmawan Jaya Setiawan akan otomatis naik menggantikan Nadjmi, baik sebagai wali kota dan dalam pencalonan Pilkada Banjarbaru 2020. Juga muncul wacana mengenai amanat Nadjmi dan dan beberapa keinginan keluarga. Misalnya sempat disebut beberapa nama dari lingkar dalam Pemko Banjarbaru yang akan mendampingi Jaya sebagai calon wakil wali kota. Sempat beberapa hari wacana semacam ini memenuhi ruang politik Banjarbaru.

Lalu muncul juga wacana –untuk meredam konflik politik yang sejak awal pencalonan sosok-sosok tertentu—memasang Jaya sebagai calon walikota dan H AR Iwansyah (semula menjadi calon wakil wali kota bersama HM Aditya Mufti Ariffin) sebagai calon wakil wali kota. Wacana ini juga mengemuka selama beberapa hari dan melibatkan elite partai-partai besar, baik di tingkat provinsi dan Kota Banjarbaru. Juga muncul kemungkinan HM Aditya Mufti Ariffin akan maju sebagai calon wali kota berpasangan dengan Darmawan Jaya.

Tiga wacana itu kemudian berubah total. Jaya tak jadi calon wali kota. Yang muncul sebagai calon adalah sosok baru sekaligus lama, Haji Martinus, mantan pejabat PUPR lokal yang juga menjadi Plt Wali Kota Banjarbaru 2015. Fakta politik ini mewajibkan Jaya menjelaskan dalam bahasa yang lugas kepada para pendukung Nadjmi dan dirinya mengapa memilih Martinus sebagai calon walikota.

Wacana dan peta politik Banjarbaru juga menjadi kian menarik ketika opsi Aditya Mufti Ariffin berpasangan dengan Jaya tak terjadi, yang memang secara logika politik sulit diwujudkan. Langkah Aditya menggandeng Ketua Partai Gerindra Banjarbaru, H Syahriani Syahran, berpasangan dan maju karena alasan-alasan tertentu kemudian berubah di tengah jalan. Dengan tetap didukung Partai Gerindra Banjarbaru, Aditya kemudian menggandeng Ketua DPC PDI Perjuangan, Wartono.

Usai ditinggal Aditya, Ketua DPD Partai Golkar Banjarbaru H AR Iwansyah yang tidak pernah menyatakan mundur dari Pilkada Banjarbaru 2020, maju sebagai calon wakil wali kota mendampingi mantan anggota DPR RI dua periode dan tokoh senior Partai Golkar, H Gusti Iskandar Sukma Alamsyah. Pertimbangan duet ini untuk maju logis. Selain memiliki lima kursi di DPRD Banjarbaru ditambah PKB (tiga kursi) dan PKS (dua kursi), pasangan ini membuat pilkada menjadi relatif menarik dan menjadi uji coba lagi bagi mesin politik Partai Golkar.


***

Peta politik Banjarbaru ke depan tentu akan sangat dinamis. Apalagi menjelang tenggat waktu pendaftaran bakal calon ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada awal September 2020. Jika tak ada perubahan di menit-menit terakhir, besar kemungkinan Pilkada Banjarbaru 2020 akan diikuti tiga pasangan: Haji Martinus – Darmawan Jaya (NasDem, PAN, Demokrat), HM Aditya Mufti Ariffin-Wartono (PPP, PDI Perjuangan, Gerindra), dan H Gusti Iskandar Sukma Alamsyah – H AR Iwansyah (Partai Golkar, PKS, dan PKB).

Karena budaya politik di Kalsel—termasuk di Banjarbaru—masih relatif ditentukan hal-hal tradisional, seperti sosok, genealogis, kharisma, juga kapital, maka pilkada di Banjarbaru pun bisa jadi tak lepas dari hal itu. Masing-masing pasangan mau tidak mau harus menyusun strategi dan mengeksplore seluruh sisi.
Pasangan Martinus – Jaya harus mengoptimalkan keunggulan mereka. Misalnya dengan terus menghidupkan dan menghadirkan sosok Nadjmi Adhani dalam narasi politik dan medium kampanye lainnya. Karena tak bisa dipungkiri, sosok Jaya sesungguhnya menjadi magnet yang lebih kuat menarik dukungan publik ketimbang Martinus. Jaya bisa jadi dianggap sebagai representase almarhum Nadjmi, sehingga karena “nestapa politik” wajib didukung.

Namun, di sini pula tantangan bagi Jaya. Ia wajib menjawab ekspektase loyalis Nadjmi, terutama di kalangan ASN yang memiliki ikatan corps d'état. Karena mau tidak mau, Nadjmi dikenal luas sebagai sosok yang menjadi patron dan kisah sukses korps.

Di sisi lain, HM Aditya Mufti Ariffin – Wartono harus mampu menjelaskan kepada publik tentang alasan mereka maju. Karena tak bisa dipungkiri, mundur dan maju kembalinya Aditya di Pilkada Banjarbaru 2020 bisa menjadi bahan yang terus-menerus digoreng lawan politiknya.

Selain harus menghadapi gorengan politik itu, narasi yang dibangun pasangan ini juga harus dibarengi dengan menggunakan sosok Syahriani sebagai patron sebagian ASN yang di masa ia menjadi Sekda Kota Banjarbaru relatif “terhenti”pergerakan karirnya.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB

Warga HSU Dilarang Bagarakan Sahur Pakai Musik

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:15 WIB
X