BANJARBARU - Ribuan guru honorer dan tenaga kependidikan di Kalimantan Selatan tahun ini menerima pendapatan yang lebih besar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Hal itu berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 009 Tahun 2020, tentang Pedoman Pemberian Honor pada SMA, SMK dan SLB sederajat. Dalam Pergub itu tertulis, guru honorer dan tenaga kependidikan, seperti tata usaha, satpam dan penjaga kebun menerima gaji antara Rp1 juta hingga Rp2,3 juta
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kalsel, Muhammad Yusuf Effendi merincikan, besaran honor Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non PNS di sekolah negeri naik menjadi Rp 2,3 juta. Dengan jumlah total penerima 3.915 orang.
"Sementara untuk sekolah swasta masih sebesar Rp1 juta yang diberikan kepada 1.927 orang," katanya kepada wartawan.
Dia mengungkapkan, besaran honor tersebut meningkat dibandingkan 2019. Saat itu, gaji guru honorer dan tenaga kependidikan di sekolah negeri hanya Rp 1,5 juta. Sedangkan untuk sekolah swasta sebesar Rp1 juta.
”Kenaikan gaji bagi guru dan tenaga kependidikan non PNS tersebut sejalan dengan arahan dan harapan Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor," ungkapnya.
Yusuf berharap, bertambahnya honor dapat memotivasi para guru, agar lebih optimal dalam menjalankan profesinya. "Sehingga dampaknya dapat meningkatkan mutu pendidikan di Kalsel," ucapnya seraya mengatakan peningkatan kesejahteraan harus diiringi dengan peningkatan kerja.
Sementara itu, Dodi Mazuar, 32, salah seorang guru honorer di SMAN 1 Banjarbaru menilai, kebijakan pemprov dengan menaikkan honor yang awalnya Rp1,5 juta menjadi Rp 2,3 juta sangatlah tepat. “Lebih-lebih di masa pandemi seperti sekarang, guru-guru honorer sangat terbantu dengan kebijakan tersebut,” katanya.
Dodi, satu dari sekian ribu guru honorer yang menerima manfaat kebijakan kenaikan gaji. Sejak tahun 2015, dia mengabdikan diri dengan mengampu mata pelajaran Seni Budaya. Dirinya juga aktif di Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGPM) Kota Banjarbaru.
Meski demikian, kenaikan gaji guru rentan menimbulkan kecemburuan. Hendrik, honorer sebuah kantor pemerintahan di Banjarbaru mengatakan pemerintah perlu juga memperhatikan nasib mereka. "Masak cuma guru saja," ucapnya. (ris/ran/ema)