Ketika Itik Alabio Mulai Tergeser di Kandangnya Sendiri; Pasar Berpihak pada Peking, Telur Alabio Lebih Awet

- Senin, 7 September 2020 | 11:26 WIB
MULAI MENGGESER: Beternak itik Peking saat ini dirasa lebih menguntungkan dibanding itik Alabio. | Foto: Muhammad Akbar/Radar Banjarmasin
MULAI MENGGESER: Beternak itik Peking saat ini dirasa lebih menguntungkan dibanding itik Alabio. | Foto: Muhammad Akbar/Radar Banjarmasin

Sebagian peternak di itik di Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), saat ini lebih memilih memelihara itik Peking sebagai petelur, menggantikan itik Alabio yang selama ini menjadi primadona.

-- Oleh: Muhammad Akbar, Amuntai --

Pasalnya, pasar saat ini lebih melihat telur yang besar dengan harga murah. Ketimbang telur itik Alabio yang lebih kecil ukurannya. Pertimbangan harga juga jadi penyebab. Telur itik Peking saat Rp1.800 per butir, sedangkan telur Alabio sudah Rp2.000 perbutir.

Begitu pula dalam perawatan, itik Peking hanya butuh tiga bulan untuk bertelur, sementara itik Alabio lebih dari empat bulan,ujar Jarkasi (65) yang sudah 40 tahun beternak  itik.

Meskipun begitu menurut Jarkasi, kekurangan itik Peking adalah cangkang telur lebih tipis dan usia telur lebih pendek. Sedangkan itik Alabio, dalam hal ini lebih unggul. Itik Alabio juga lebih tahan terhadap penyakit.

Tetapi karena selera pasar dan secara ekonomi lebih menguntungkan, banyak yang pilih itik Peking ketimbang Alabio. Ibaratnya, itik Alabio ini anak kandung yang terpinggirkan oleh anak angkat itik Peking,selorohnya.

Untuk itu, Jarkasi berharap tetap ada upaya melestarikan itik Alabio sebagai spesies lokal. "Saya pun tetap memelihara, meskipun tak sebanyak itik Peking," jawabnya.

Sementara itu, Dr Ika Sumantri, selaku Dosen pada jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang kebetulan berada di HSU, Sabtu (5/9) tadi membenarkan dari hasil diskusi sebagai peternak memilih itik Peking karena permintaan pasar.

"Berbicara keunggulan baik fisik dan kualitas, itik Alabio dari telur cukup unggul dan tidak rentan penyakit, namun usia produktif dari anakan sampai layak bertelur cukup lama harus dipelihara, ketimbang itik Peking," kata Ika.

Dari postur tubuh sebut Ika,itik Peking lebih besar dibandingkan itik Alabio. Sehingga banyak dijual untuk memenuhi permintaan daging itik di pasaran.

Sementara itu, Kasi Produksi Peternakan Syafrudin Hasbi mengaku, pihaknya terus berupaya mengembangkan biakkan unggas itik Alabio pada tingkat peternak. Caranya melakukan pembinaan dengan membantu bibit itik Alabio murni dan juga membantu dalam aspek pemasaran.

"Peternak dihadapkan selera pasar antara Peking dan Alabio. Jika bangga tentu peternak tetap membudidayakan itik Alabio murni, bukan hasil kawin silang, disamping ternak itik jenis lainnya" ungkapnya. (mar/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X