Di Balik Viralnya Lahan Jagung Hibrida Desa Lokpaikat: Penasaran Ingin Berfoto

- Sabtu, 12 September 2020 | 08:56 WIB
ABADIKAN MOMEN: Beberapa gadis sedang asyik berfoto di tengah tanaman jagung hibrida. | Foto: Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin
ABADIKAN MOMEN: Beberapa gadis sedang asyik berfoto di tengah tanaman jagung hibrida. | Foto: Rasidi Fadli/Radar Banjarmasin

Ada lokasi spot foto baru di Kabupaten Tapin. Lahan jagung hibrida seluas 20 hektare dalam dua pekan ini ramai dikunjungi masyarakat. Letaknya di Desa Lokpaikat, Kecamatan Lokpaikat.

-- Oleh: RASIDI FADLI, Rantau --

Terik matahari menyinari pagi. Sudah banyak kendaraan yang terparkir di pinggir jalan. Rata-rata merupakan pengunjung. Mereka semua penasaran melihat tanaman jagung yang sempat viral di media sosial.

Helmalina ke situ cuma mau berfoto. “Lokasinya memang bagus," ucap dara berusia 18 tahun, yang datang bersama tiga temannya dari Kabupaten Hulu Sungai Selatan.

Untuk sampai ke lokasi tidak terlalu jauh dari pusat kota. Jaraknya hanya sekitar 11 kilometer. Namun, letaknya tidak di pinggir jalan. Kalau melintas di Jalan A Yani sampai ke Desa Lokpaikat, ada belokan sebelah kiri. Di sana ada plang tulisan SDN 1 Lokpaikat. Langsung masuk ke sana, jarak tempuhnya sekitar 3 kilometer dari simpangan tadi. 

Salah satu petani, Purwito menjelaskan viralnya sudah sejak dua pekan ini. Dari pagi sampai sore banyak dikunjungi masyarakat untuk swafoto. "Berkat diunggah di media sosial itulah viral. Saya sendiri sempat tidak menyangka bisa seperti ini," katanya kaget.

Purwito bersama petani lain tidak masalah banyak yang datang untuk berkunjung. Malah bagus dengan begini perekonomian meningkat. Pasalnya banyak warga yang membuka jualan, baik itu makanan maupun minuman di lokasi. "Kalau cuaca bagus, pengunjung yang datang bisa sekitar 300 orang lebih," bebernya. Pihaknya tidak pernah memungut biaya masuk atau parkir bagi pengunjung yang asyik berswafoto.

Petani lainnya, Aris menjelaskan alasan pihaknya menanam jagung hibrida, karena pasarnya lebih luas dibandingkan jagung manis. "Harga jualnya pun selalu stabil diharga Rp4.200 perkilonya. Sedangkan jagung manis masih turun naik," ungkapnya.

Melihat tanaman jagung hibrida banyak dikunjungi masyarakat untuk swafoto, Bupati Tapin M Arifin Arpan berjanji akan mengembangkannya. Bupati berencana menjadikan agrowisata. "Tidak hanya jagung yang ditanam. Tapi tanaman jeruk, budi daya ikan, dan tanaman lainnya akan dikembangkan," jelasnya, usai panen perdana jagung hibrida bersama Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, baru-baru tadi.

Jagung akan ditanam terus menerus. Bahkan karena sudah berhasil, bupati berencana mengundang Menteri Pertanian RI saat panen kedua nanti. "Sebelumnya saya bertemu Menteri di Jakarta. Beliau siap sedia datang ke Tapin. Jadi tinggal kami undang saja, insya Allah beliau datang," bebernya.

Menanggapi keinginan bupati untuk mendatangkan menteri ke Tapin, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Kalsel Syamsir Rahman siap mendukung. Bahkan kalau nanti datang, sudah 5 kali ke Kalsel. "Menteri Pertanian RI sangat suka dengan perkembangan pertanian di Kalsel," ucapnya.

Terkait dengan ramainya tanaman jagung dikunjungi masyarakat untuk swafoto, Syamsir menuturkan bahwa ini menjadi sumber perekonomian baru masyarakat. "Ke depannya selain mengembangkan, saya sarankan agar lokasinya di tata dengan baik" harapnya.(dye/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X