Angka Kelahiran Sapi Lokal Lampaui Target

- Selasa, 15 September 2020 | 07:52 WIB
PEMERIKSAAN: Disnakkeswan terus berupaya meningkatkan kebuntingan sapi melalui program Sikomandan.
PEMERIKSAAN: Disnakkeswan terus berupaya meningkatkan kebuntingan sapi melalui program Sikomandan.

PELAIHARI - Angka kelahiran sapi lokal di Kabupaten Tala hingga 31 Agustus 2020 telah melampaui target yang ditentukan pemerintah melalui program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN). Hal ini disampaikan oleh Kabid Perbibitan, Produksi dan Pakan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Tala Ferry Kusmana saat Pelayanan Perbibitan, Kesehatan Hewan dan Pemeriksaan Kebuntingan di Desa Pulau Sari Kecamatan Tambang Ulang, Kamis (10/9). 

Pihaknya menambahkan, terhitung sejak 1 Januari hingga 31 Agustus, angka komulatif kelahiran sapi mencapai 9.981 ekor. Capaian kelahiran tersebut setara 105,06 persen dari target kelahiran tahun ini sebanyak 9.500 ekor. Hal tersebut disampaikan oleh upaya penambahan populasi sapi di dalam negeri sejauh ini dilakukan lewat Pelayanan Inseminasi Buatan yang merupakan bagian dari Program SIKOMANDAN. 

Pada pelayanan Disnakkeswan tersebut, petugas mengunjungi dari kandang ke kandang yang dijadikan sebagai titik kumpul pelayanan. Terlihat banyak anak sapi hasil dari Inseminasi Buatan dengan umur berkisar dari satu minggu hingga enam bulan. Untuk itu itu, pihaknya berharap para peternak dapat menerapkan manajemen pemeliharaan anak sapi dengan baik. 

"Pemeliharaan anak sapi atau yang sering disebut pedet (anak sapi dari baru lahir hingga berumur 8 bulan) merupakan salah satu bagian dari proses untuk menghasilkan bibit sapi yang berkualitas," ujar Ferry. 

Untuk mencapai bibit sapi yang berkualitas diperlukan penanganan yang tepat mulai dari pedet lahir sampai dewasa. Salah satu manajemen penanganan pedet yang dinilai sangat penting diperhatikan sebagai penentu produktivitas ternak sapi adalah manajemen penyapihan pedet. 

Kasi Perbibitan Ternak Disnakkeswan Tala Handri Sulistiono menambahkan, manajemen penyapihan yang tidak tepat, dapat menghambat pertumbuhan pedet yang ditandai dengan bulu kasar, kusam dan berperut buncit (pot belly), bahkan dapat berakibat pada kematian pedet. Pedet perlu dilatih mengkonsumsi konsentrat dan hijauan hingga 3 bulan (12 minggu), menyapih berarti menghentikan pemberian susu pada pedet, baik susu yang berasal dari induk sendiri ataupun dari induk lain. 

Sebab, untuk pedet umur tiga bulan, rumen dan retikulum sudah berkembang dengan baik, sehingga pemberian susu dapat dikurangi, kemudian diberikan sedikit konsentrat.

"Bila pedet sudah mau makan konsentrat maka pedet tidak diberikan susu lagi, karena konsentrat tersebut sebagai makanan pengganti," tutup Handri. (ard/Disnakkeswan/Diskominfo/ram/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X