BANJARMASIN - Jika tak melenceng dari target pekerjaan, tahun depan Kalsel sudah punya jembatan yang spektakuler. Ya, jembatan Sungai Alalak yang rampung pada Maret 2021 akan menjadi ikon baru daerah.
Jembatan Sungai Alalak memiliki struktur yang unik. Ini adalah jembatan dengan model cable stayed dan struktur melengkung sebagai rancang bentang utama jembatan, yang diklaim pertama di Indonesia.
Jembatan ini akan menjadi jalur utama penghubung Banjarmasin dengan berbagai wilayah di Kalsel dan Kalteng. Selain berdampak pada solusi lalulintas, jembatan ini juga akan mendongkrak ekonomi masyarakat.
Jembatan baru ini sendiri jauh lebih lebar dibandingkan dengan jembatan lama. Yakni mencapai 20 meter dengan panjang jembatan mencapai 850 meter. Jika jembatan lama hanya memiliki dua lajur, jembatan baru ini memiliki empat lajur.
Dua tiang utama melengkung dengan tinggi mencapai 42,4 meter sebagai penahan kabel jembatan yang saat ini tengah dirampungkan, akan membuat jembatan ini semakin megah. “Jembatan ini akan menjadi yang pertama dengan tiang struktur lengkung sebagai penyangga kabelnya,” kata Deputi Proyek Manajer Jembatan Sungai Alalak, Fajrin.
Kehadiran jembatan baru ini, yang pasti akan membuat pengguna jalan di sana semakin nyaman. Saat ini, baik warga Banjarmasin maupun Batola harus menggunakan jalur alternatif untuk melintas. Bahkan, bagi angkutan besar, para sopir harus rela memutar melalui Jalan Gubernur Syarkawi.
Di sisi lain, Kepala Bappeda Kalsel, Nurul Fajar Desira mengatakan, jembatan ini dipastikan membuat aktivitas warga semakin nyaman. “Berbicara dampak. Sangat luas, dan dampaknya sangat positif,” ujar Fajar.
Dijelaskannya, untuk dampak sosial ketika jembatan ini tuntas, warga sekitar jembatan akan secara langsung merasakan. Karena berdekatan dengan ikon baru. “Tinggal Pemkab Batola dan Pemko Banjarmasin yang akan mengarahkan kemana RTRW mereka. Pemprov akan mendampingi agar dampaknya sangat bermanfaat bagi warga,” katanya.
Berbicara dampak ekonomi, Fajar menyebut sudah tak bisa diragukan. Kenyamanan melintasi jembatan ini, akan semakin mempermudah para pengguna jalan. “Tahu sendiri, ketika masih jembatan lama, selalu macet bahkan bagi angkutan besar tak bisa melintas karena kondisi jembatan lama tak memadai,” sebut Fajar.
Fajar menambahkan, jembatan sebagai konektivitas antar wilayah sangat diperlukan agar pergerakan orang, barang dan logistik lebih cepat dan efisien dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Konektivitas yang semakin baik dan nyaman menurutnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal dan regional.
“Pertumbuhan ekonomi kawasan akan sangat berdampak baik, apalagi nantinya akan ada jalur baru yang menghubungkan Pelabuhan Trisakti ke Jembatan Barito, kenyamanan akses ini akan sangat membantu masyarakat, khususnya transportasi logistik,” tandasnya.
Untuk diketahui, pekerjaan Jembatan Sungai Alalak menelan dana senilai Rp278 miliar yang berasal dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN). Pekerja proyek ini dikerjakan bersama dengan konsep kerja sama operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dengan PT Pandji yang ditunjuk sebagai kontraktor pelaksana dengan skema pekerjaan tahun jamak (multiyears). (mof/ran/ema)