Peziarah Hilang di Riam Kanan, Tercebur Saat Ingin Mengambil Air di Buritan Kapal

- Rabu, 16 September 2020 | 09:52 WIB
PENCARIAN: Sudah hampir 24 jam, relawan dari berbagai unsur, bolak balik melakukan pencarian korban jemaah ziarah yang diduga jatuh dari kapal yang tengah melaju di Riam Kanan, Kabupaten Banjar. | FOTO: ISTIMEWA
PENCARIAN: Sudah hampir 24 jam, relawan dari berbagai unsur, bolak balik melakukan pencarian korban jemaah ziarah yang diduga jatuh dari kapal yang tengah melaju di Riam Kanan, Kabupaten Banjar. | FOTO: ISTIMEWA

MARTAPURA Ratusan warga dan relawan masih mencari keberadaan Muhammad Margatomy, berusia 24 tahun yang tercebur di Riam Kanan, Kecamatan Aranio, hingga kemarin. Warga Jalan Caraka Kompleks Graha Pelangi, Landasan Ulin Banjarbaru dinyatakan hilang pada Senin (14/9) malam sejak pukul 18.00 Wita.

Dari informasi yang berhasil dihimpun, diduga tempat kejadian hilangnya Margatomy di sekitar Kampung Jungur, Desa Tiwingan Lama Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Korban berangkat sekitar pukul 15.00 Wita bersama rombongan Majelis Taklim Ushulludin, Pimpinan Guru Juhran, Tambak Hanyar, Kecamatan Martapura Timur.

Rencananya, rombongan melaksanakan ziarah ke kubah di Desa Rantau Balai, Kecamatan Aranio. Di tengah perjalanan, mereka menjemput 2 jemaah majelis yang sama di Kampung Jungur Desa Tiwingan Lama. Sehabis salat Asar, korban bersama rombongan melaksanakan makan siang di dalam kapal. Setelah itu korban berjalan ke bagian belakang kapal untuk mencuci tangan.

Sekitar 15 menit, korban tidak kunjung kembali ke dalam kapal. Salah satu rekan korban bernama Fitri Ramadani memanggilnya. Karena tidak ada respons, dicari ke buritan kapal. Tepatnya di bilik WC.  Terus dipanggil-panggil dan tidak ada sahutan, akhirnya bilik WC yang tertutup itu dibuka. Ternyata korban tidak ada lagi di dalam. Setelah itu baru disadari korban tercebur ke perairan waduk.

Kabarnya, kejadian sekitar pukul  6 sore. Saat itu korban mau buang air kecil dan mengambil air pakai ember bertali saat kelotok melaju,kata Wahyudin, warga setempat, kemarin.

Diduga, korban terjatuh saat berusaha menarik air dalam ember yang terdorong arus, karena laju kapal. Tali ember yang terikat di kapal pun sampai putus.

Tidak segera disadarinya kejadian nahas ini, membuat upaya pencarian sulit dilakukan. Karena titik jatuhnya korban tidak bisa ditentukan, mengingat selama sekitar 15 menit itu, kapal terus melaju.

Kami masih mencari keberadaan korban. Kawan-kawan satu rombongan masih bertahan di Aranio. Keluarganya Margatomy juga sudah datang ke Tiwingan sambil menunggu kabar,ungkap Wahyudin.

Terpisah, Kepala UPT Damkar Kabupaten Banjar Gusti Yudhi menyatakan, korban tenggelam belum berhasil ditemukan. Satu yang hilang sedangkan enam rekannya selamat sampai tujuan. Pihaknya terus mengarahkan petugas dari berbagai unsur melakukan pencarian. Lokasi hilang korban masih di Tiwingan Baru.

Relawan bolak balik melakukan pencarian di beberapa titik yang dicurigai tempat kejadian. Kita turunkan kapal dan perahu karet,ungkapnya.

Sedangkan Kapolsek Aranio Iptu Suherman membenarkan kepastian korban jatuh ketika mau berziarah. Korban masih satu rombongan dengan Guru Juhran dari Ponpes Ussuludin Tambak Anyar. Sementara itu, dari penjelasan Kepala Bidang Angkutan dan Keselamatan Perhubungan Darat Dishub Banjar Yusi Anshari Nihe, sebenarnya tiap kelotok sudah disediakan pelampung. Bahkan pada 2017 silam dibantu oleh pemerintah. Pada prakteknya hanya jadi pajangan kelotok. (mam/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X