Khawatir Penularan di Luar Sekolah, SMPN 1 Banjarbaru Disiapkan untuk PTM

- Rabu, 16 September 2020 | 11:49 WIB
DIBERI JARAK: Posisi kursi duduk di ruang kelas di SMPN 1 Banjarbaru diberikan jarak sebagai protokol PTM apabila nanti bakal diterapkan. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin
DIBERI JARAK: Posisi kursi duduk di ruang kelas di SMPN 1 Banjarbaru diberikan jarak sebagai protokol PTM apabila nanti bakal diterapkan. | Foto: Muhammad Rifani/Radar Banjarmasin

BANJARBARU - Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Banjarbaru sebelumnya menyebut akan ada beberapa sekolah yang jadi sekolah piloting untuk Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di masa Pandemi. Salah satu yang ditunjuk adalah SMPN 1 Banjarbaru.

Dalam konsep PTM, sekolah harus menyiapkan segala kesiapan serta SOP dan protokol ketat. Kini, Disdik meminta agar sekolah Piloting mulai menyiapkannya. Antisipiasi apabila PTM nanti bakal dilaksanakan ketika memenuhi kriteria.

Di SMPN 1 Banjarbaru, pihak sekolah sudah mengatur soal mekanisme dan pemenuhan perlengkapannya. Yang mana secara umumnya, kesiapan ini harus memastikan bahwa siswa dan juga pendidik bisa aman dari potensi penularan.

"Kelengkapan tempat cuci tangan sudah kita siapkan. Untuk ruang belajar juga diatur sedemikian rupa, hanya 50 persen kapasitas. Lalu sistem belajar menggunakan shift atau bergantian," kata Kepala SMPN 1 Banjarbaru, Undi Sukarya.

Selain mengatur hal-hal teknis di sekolah. Secara kesiapan finansial, nanti sekolah kata Undi juga akan menyediakan masker kepada para siswa. Yang mana ini akan dianggarkan dari dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).

"Untuk bantuan Disdik nanti berupa barang yang tidak sekali pakai. Semisal thermogun, tempat cuci tangan atau tandon air. Cuman yang masih jadi kendala adalah anggaran sterilisiasi disinfeksi rutin sehabis jam belajar, karena ini cukup memakan biaya, kita masih upayakan solusinya," katanya.

Meski secara perangkat dan mekanisme telah diklaim siap. Namun pihak sekolah kata Undi bukan berarti tak punya kekhawatiran. Hal ini pandangnya lebih kepada bagaimana siswa mau ke sekolah dan pulang dari sekolah.

"Kita khawatir adalah bagaimana siswa ini datang dan pulang dari sekolah. Kalau kita di sekolah bisa memproteksi, nah bagaimana dia di luar. Jadi tentu perlunya kesadaran dan kedisiplinan wali murid," ujarnya.

Kekhawatiran ini kata Undi cukup berpotensi. Semisal ada orang tua yang menjemput anaknya dari sekolah namun tidak langsung mengantar anaknya pulang. Salah satunya ceritanya ada wali murid yang ikut memboyong anaknya ikut ke pasar atau ke tempat keramaian.

"Iya misalnya sehabis menjemput tapi ke pasar dahulu, kan ini sangat rawan. Kita berharap jangan sampai ada kejadian (tertular) yang disalahkan pihak sekolah, padahal tertularnya dari luar. Nah ini yang kita wanti-wanti," tegasnya.

Sejauh ini, pandangan para wali murid di SMPN 1 Banjarbaru kata Undi masih terbagi dua. Yakni 50 persen menolak sistem PTM, sedangkan 50 persen lagi menghendaki pola PTM.

"Kita ada survei, hasilnya terbagi dua. Jadi meski pihak sekolah sudah siap namun wali murid tak mengizinkan, tentu kita tak bisa memaksakan. Namun yang jelas, sekolah kita ditunjuk jadi piloting PTM dan sekarang kita terus menyiapkan," pungkasnya. (rvn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X