Minim Karhutla, Kok Anggarannya Habis..?

- Rabu, 16 September 2020 | 12:47 WIB
KARHUTLA: Salah satu kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Tahun ini, jumlah Karhutla tidak separah tahun-tahun sebelumnya.
KARHUTLA: Salah satu kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang terjadi beberapa waktu yang lalu. Tahun ini, jumlah Karhutla tidak separah tahun-tahun sebelumnya.

BANJARBARU - Kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini jauh berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Itu dikarenakan hujan masih sering mengguyur sejumlah wilayah di Kalsel, meski berada di musim kemarau.

Namun, walaupun titik api tidak banyak, anggaran yang dialokasikan khusus untuk karhutla ternyata tetap terpakai semua. Sehingga, tidak bisa dialihkan untuk penanganan Covid-19 atau yang lainnya.

"Untuk anggaran karhutla sementara, kita 'kan sudah menggunakannya selama menjalani status siaga dan (anggaran) mau habis," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kalsel Mujiyat, kemarin.

Dia mengungkapkan, walaupun karhutla tidak parah akan tetapi kegiatan Satgas Karhutla, baik itu pemantauan, patroli dan lain-lain tetap dilakukan. Sehingga, anggaran masih terserap. "Secara detil anggaran untuk apa saja, saya belum baca. Tapi untuk operasional itu pasti. Seperti, beli minyak dan lain-lain," ungkapnya.

Di samping itu, dia menyebut, anggaran juga digunakan untuk memberi honor para relawan karhutla. "Untuk relawan, ada juga anggaran dari APBN. Jadi kita bisa lebih ringan," ujar Mujiyat.

Dia menyampaikan, para relawan bekerja sesuai dengan hari kerja saat ada kejadian. Yakni, 40 hari kerja ditanggung APBN dan 50 hari kerja dari APBD. "Kalau misal selama sepekan tidak ada kejadian, maka hari kerja semakin panjang. Tapi kalau selama 40 hari berturut-turut ada kejadian, maka hari kerja habis," ucapnya.

Menurutnya, bantuan anggaran dari APBN melalui BNPB untuk merekrut relawan sangat membantu pemerintah daerah dalam penanganan karhutla. "Komposisi relawan yang direkrut, yakni 600 dari masyarakat, 200 TNI, 100 Polri dan 100 dari SKPD terkait. Seperti BPBD, Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian," ujarnya.

Dia mengungkapkan, selain membantu menangani karhutla, anggaran juga bisa untuk menolong masyarakat yang terdampak Covid-19. "Misal masyarakat yang kehilangan pekerjaan, bisa direkrut jadi relawan dan diberi honor Rp145 ribu per hari," ungkapnya.

Disebutkannya, berdasarkan daerah rawan karhutla, relawan yang direkrut berasal dari lima daerah. Yakni, Kota Banjarbaru, serta Kabupaten Banjar, Tanah Laut, Batola, Tapin dan Tanah Laut. "Para relawan ini bertugas membantu menangani kebakaran hutan dan lahan di wilayahnya masing-masing," sebutnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Kalsel, Sahruddin menyampaikan, minimnya titik api membuat heli water bombing bisa bekerja sedikit santai.

Berbeda dengan Agustus 2020 tadi, dia menyampaikan dalam sehari heli water bombing harus memadamkan puluhan titik api di sejumlah daerah. "Karena menurut prakiraan BMKG, puncak musim kemarau memang berada di Agustus," paparnya.

Walaupun hotspot menurun, menurut Sahruddin, pihaknya masih harus waspada. Sebab, di daerah-daerah yang tidak diguyur hujan biasanya muncul titik api. "Meski di Banjarbaru dan sekitarnya hujan, di daerah lain kadang muncul hotspot dan harus dipadamkan oleh heli water bombing," ujarnya.

Dia mengungkapkan, saat ini ada lima heli water bombing serta dua heli patroli yang beroperasi di Kalsel. Heli-heli itu bakal terus disiagakan sampai status siaga berakhir pada 30 November 2020. "Masih ada dua heli water bombing yang kita tunggu. Karena kami meminta 8 heli water bombing, 2 heli patroli dan satu pesawat modifikasi cuaca," ungkapnya.

Anggaran operasional heli sendiri sepenuhnya ditanggung oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sahruddin menyebut Pemprov Kalsel tidak ada mengeluarkan dana untuk kru maupun operasional heli. "Infonya bayarnya per jam. Tapi tidak tahu berapa biayanya, karena urusan BNPB," sebutnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Rem Blong, Truk Solar Hantam Dua Rumah Warga

Kamis, 28 Maret 2024 | 19:00 WIB

Masalah Pendidikan Jadi Sorotan Ombudsman

Kamis, 28 Maret 2024 | 16:50 WIB

Gempa 3,3 Magnitudo Guncang Kotabaru

Kamis, 28 Maret 2024 | 15:58 WIB

Januari hingga Maret, 7 Kebakaran di Balangan

Selasa, 26 Maret 2024 | 15:35 WIB
X