Gas Melon Langka, Plt Sekda Kalsel: Distribusinya akan Lebih Diawasi

- Jumat, 18 September 2020 | 11:57 WIB
Foto ilustrasi: Jawapos.com
Foto ilustrasi: Jawapos.com

BANJARBARU - Kelangkaan gas elpiji 3 kilogram mulai menjadi perhatian Pemprov Kalsel. Sebab hingga kini masalah ini belum terselesaikan. Masyarakat masih kesulitan mendapatkan jatah gas bersubsidi tersebut. Kalaupun ada, harganya selangit.

Plh Sekda Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan, untuk mengatasi kekangkaan gas bersubsudi, Pemprov Kalsel sudah menggelar dua kali rapat dengan PT Pertamina. Salah satu yang dibahas terkait kuota yang disalurkan ke masyarakat.

"Dari hasil rapat dengan PT Pertamina, ternyata kata mereka kuota gas bersubsidi di Kalsel sudah ditambah dari biasanya. Namun, kelangkaan masih terjadi," katanya.

Maka dari itu, dia mengungkapkan, PT Pertamina meminta agar Pemprov Kalsel memberbaiki data penerima manfaat dari gas elpiji bersubsidi. Untuk mengetahui, berapa kuota yang seharusnya didistribusikan untuk Kalsel. "Kami akan melakukan perbaikan datanya," ungkapnya.

Dia menduga, kelangkaan gas 3 kilogram terjadi memang karena bertambahnya jumlah penggunanya. "Yang perlu kita ingat adalah dampak Covid-19, mungkin masyarakat miskin bertambah sehingga penggunaan gas bersubsidi juga meningkat," ujarnya.

Di samping itu, Kepala Dinas PUPR Kalsel ini menilai, pandemi juga menambah banyak UMKM yang memproduksi di rumah dan berjualan secara online. Hal itu juga membuat penggunaan gas elpiji 3 kilogram bertambah.

"Oleh karena itu, akan kami coba pastikan lagi bahwa penerima manfaat dari gas elpiji 3 kilogram ini benar-benar yang berhak. Yakni masyarakat miskin dan para UMKM yang memerlukan," beber Roy.

Dia menyampaikan, pihaknya juga akan mengevalusi kemerataan pendistribusian gas bersubsidi. "Kami lihat distribusi ke pangkalan sudah sesuai dengan jumlah yang diperlukan atau belum. Kemungkinan di pangkalan satu ada kekurangan, sedangkan di pangkalan lain malah lebih," ucapnya.

Jika nanti memang perlu diperbaiki secara tata cara distribusinya, maka dia menyebut Pemprov Kalsel dan Pertamina akan melakukan perbaikan. "Kami bakal memetakan pola distribusinya, mana yang tidak berhak dan mana yang prioritas untuk dapat gas elpiji 3 kilogram ini," sebeutnya.

Sementara itu, kelangkaan gas elpiji 3 kilogram masih terjadi di Banjarbaru. Kalau pun ada, harganya di eceran dipatok sangat tinggi.

Di Kelurahan Guntung Manggis misalnya, salah seorang warga, Riswan Hadi mengaku terpaksa membeli gas bertabung warna hijau tersebut seharga Rp45 ribu. "Dari pada tidak memasak, biar mahal saya beli saja," katanya.

Dia mengaku sempat mencari gas di beberapa toko dan pangkalan jauh dari rumahnya, namun stoknya kosong. "Hanya di toko dengan harga mahal itu ada stoknya, jadi terpaksa saya beli. Malahan, ada yang menjual sampai Rp50 ribu," ujarnya.

Ayah satu anak ini berharap, pemerintah dapat menekan harga gas di eceran. Agar, tidak jauh tinggi dari harga eceran tertinggi (HET). "Kalau sampai Rp50 ribu tidak masuk akal sebenarnya, karena tiga kali lipat dari HET," pungkasnya. (ris/ran/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Potensi Perikanan Kelumpang Menjanjikan

Selasa, 19 Maret 2024 | 14:45 WIB

Akhir Maret Arus Mudik dari Pontianak Mulai Naik

Senin, 18 Maret 2024 | 15:00 WIB
X