BANJARBARU - Meski berada di tengah pandemi Covid-19, Pemprov Kalsel terus berupaya menggaet para investor dari luar negeri agar mau berinvestasi di Banua. Salah satu negara yang sedang didekati saat ini ialah Australia.
Baru-baru tadi, Pemprov Kalsel mengikuti pertemuan virtual antara Australia dengan Indonesia yang dihadiri Konsul Jendral Sydney, Kepala Indonesian Investmen Promotion Center (IIPC) Sydney, dan Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Sydney. Serta pemerintah daerah se-Indonesia.
Pertemuan tersebut implementasi Indonesia Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (I-A CEPA) yang bekerjasama di bidang perdagangan dan investasi.
Dalam kesempatan itu, Pemprov Kalsel diminta menyiapkan data pendukung yang dibutuhkan investor asal Australia. Sebab, ada tiga investasi yang ditawarkan Kalsel ke Negara Kangguru tersebut.
“Usai pertemuan, kami membuat grup whatsapp yang melibatkan beberapa SKPD, di antaranya Bappeda dan Dinas Perindustrian. Saat ini masing-masing memberikan data tambahan,” kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kalsel, Nafarin.
Dia menyebut, dalam waktu dekat Pemprov Kalsel akan kembali melakukan pertemuan melalui virtual dengan Konjen Sydney dan IIPC untuk membahas tiga investasi yang mereka tawarkan.
“Kami berbagi data dulu, investor perlu apa di sana kita buatkan. Insya Allah nanti secara khusus pertemuan investasi. Pertemuannya dengan Konjen Sydney, IIPC Sydney, dan calon investor yang mau berinvestasi. Mudah-mudahan dalam waktu dekat terlaksana,” bebernya.
Nafarin mengungkapkan, tiga investasi yang ditawarkan Pemprov Kalsel ke investor Australia ialah pembuatan bendungan Kusan Hulu sekaligus pembangkit listrik di Tanah Bumbu. Serta, pengembangan peternakan sapi sekitar 60 hektare di Tanah Laut. Dan pembangunan pengolahan sampah menjadi energi listrik atau Waste to Energy di Tempat Pengelolaan Akhir (TPA) Basirih Banjarmasin.
Dia menuturkan, rencana penyampaian investasi itu akan diselenggarakan pada 24 September secara daring via zoom meeting. "Sebelumnya akan dilakukan pra acara atau simulasi, supaya ada masukan dulu dari Konjen Sydney. Sehingga yang kurang biar bisa disiapkan lebih dulu," kata Nafarin.
Terkait nilai investasinya, Nafarin menyampaikan, untuk pengolahan sampah menjadi energi di TPA Basirih diperkirakan mencapai Rp1,1 triliun. Sedangkan pembangunan bendungan Kusan Hulu dan pembangkit listrik sekitar Rp2,3 triliun. Sementara peternakan sapi nilainya sekira ratuan miliar.
"Kami berharap Australia bisa menjadi investor yang akan membawa angin segar buat Kalsel, karena di tengah pandemi nilai investasi kita jauh menurun," ucapnya.
Pandemi Covid-19 benar-benar mengganggu pertumbuhan investasi di Banua. Dinas Penanaman Modal Terpadu Satu Pintu (DPMTSP) Kalsel mencatat, nilai investasi Kalsel semester I 2020 turun 2,2 triliun dibandingkan periode yang sama pada 2019.
"Semester pertama tahun lalu, nilai investasi kita Rp6,6 triliun. Sementara semester I tahun ini hanya terkumpul Rp4,4 triliun," beber Nafarin.
Menurutnya, jika mengacu target RPJM sebesar Rp12 triliun. Maka, nilai investasi Kalsel pada semester I mencapai 37 persen. Sedangkan jika mengacu pada target nasional Rp18,5 triliun, capaian investasi baru 26 persen.