Mengenal Lebih Dekat Calon Wali Kota Banjarbaru Haji Martinus: Tak Kenal, Maka Tak Sayang

- Rabu, 23 September 2020 | 17:26 WIB
Haji Martinus
Haji Martinus

Asli Kandangan, Ibunda dari Durian Rabung

Banyak yang tak mengetahui, ternyata Calon Wali Kota Banjarbaru Haji Martinus berasal dari Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Desa Durian Rabung, Kecamatan Padang Batung adalah kampung ibundanya, Hajah Noortasiah.

Haji Martinus sendiri lahir di Kandangan, 9 Oktober 1957. Ia menghabiskan masa remaja dan pendidikan di Sekolah Teknik Negeri (lulus 1973) dan Sekolah Teknik Menengah di Kota Dodol dan Katupat Kandangan itu.  

 

Anak Asrama (Kolong), Alumni SD Mawar Kencana Banjarbaru

Jika remaja di Kandangan, maka masa kecil Haji Martinus dijalani di Banjarbaru. Ia tinggal di Asrama Brimob Guntung Payung. Sekolah di taman kanak-kanak tak jauh dari rumahnya, begitu pula sekolah dasar (SD). Sempat mengenyam pendidikan kelas 2 di SD Guntung Payung, pria bersahaja ini pindah ke SD Mawar Kencana Banjarbaru. Sehingga, keterikatannya dengan Kota Idaman tak perlu diragukan.

Keluarga TNI/Polri pasti tak asing dengan istilah “anak kolong”. Haji Martinus adalah putra dari aparat negara tersebut. Ia tinggal di asrama, tempat orang tuanya mengabdi. Ayahnya seorang anggota polisi dari Kesatuan Brimob.

Sebagai anak kolong, disiplin, pengabdian kepada bangsa dan negara,  serta rasa cinta tanah air benar-benar ditanamkan sejak kecil oleh sang ayah. 

Apalagi, Haji Martinus muda juga aktiv di organisasi pencinta alam. Ia anggota angkatan Tama Kompas Borneo Unlam. Berkegiatan di alam bebas, di gunung dan hutan menempa dirinya menjadi mandiri, selalu bersemangat, dan fokus dalam menghadapi masalah.

 

Menapak Karir dari Bawah, hingga Penjabat Wali Kota Banjarbaru

Lulus dari Sekolah Teknik Menengah Kandangan, Haji Martinus memilih mengabdikan diri sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kalsel. Sebelum resmi diangkat, ia sempat bekerja sebagai tenaga honor sekitar 10 bulan.

Perjalanan karir Haji Martinus cukup panjang. Menjadi abdi negara,  mulai PNS golongan II A. Oleh pimpinan, ia diminta melanjutkan sekolah ke level lebih tinggi. Agar keilmuan dan karirnya bisa naik, kemudian memantapkan diri menjalani tugas belajar di Universitas Diponegoro (UNDIP) Semarang, Jawa Tengah.

Sekembali dari tugas belajar, banyak amanah pekerjaan yang diemban. Tercatat, ia pernah menjadi Pemimpin Proyek Penggantian Jembatan (IPJP) Provinsi Kalsel, Pemimpin Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan (APBN) pertama pada pembangunan Jembatan Rumpiang (Barito Kuala). Pernah pula menjadi Pj Kepala Seksi Jalan Provinsi Kalsel dan Pimpro Pembangunan Jalan dan Jembatan.

Halaman:

Editor: berry-Beri Mardiansyah

Tags

Rekomendasi

Terkini

Diduga Hendak Tawuran, 18 Remaja Diamankan

Minggu, 17 Maret 2024 | 18:55 WIB

DPRD Kota Banjarmasin Usulkan 732 Pokir

Jumat, 15 Maret 2024 | 14:35 WIB

Sudah Diimbau, Remaja di Tapin Tetap Balapan Liar

Kamis, 14 Maret 2024 | 14:35 WIB
X