Insiden Proyek Jembatan HKSN, PUPR: Ini Murni Human Error

- Jumat, 25 September 2020 | 11:05 WIB
EVAKUASI: Pekerja proyek terjebak di bawah reruntuhan rangka besi jembatan. Aparat dan warga tolong-menolong selama evakuasi. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN
EVAKUASI: Pekerja proyek terjebak di bawah reruntuhan rangka besi jembatan. Aparat dan warga tolong-menolong selama evakuasi. | FOTO: WAHYU RAMADHAN/RADAR BANJARMASIN

PELAKSANA tugas (Plt) Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Banjarmasin, Windiasti Kartika langsung menggelar konferensi pers seusai insiden di proyek Jembatan HKSN, Banjarmasin Utara.

"Kami harus tegaskan bahwa bukan jembatan yang roboh. Melainkan hanya susunan besi tulangan pile cap di kolom pilar jembatan yang masih dikerjakan," ujarnya.

Ahli utama jembatan, Hasan Husaini sebagai konsultan proyek menambahkan, insiden itu tidak ada hubungannya kualitas atau struktur jembatan. "Karena baru tahap perakitan pile cap," timpalnya.

Dalam pantauan Hasan, rangka itu roboh karena belum dieratkan secara menyeluruh. Jadi bisa menimbulkan pergeseran. "Saya pikir ini hanya human error saja," lanjutnya.

Lantas, apakah bisa dikatakan kelalaian? Hasan malah membantah. Karena sejak awal pekerja sudah memiliki rencana mutu kontrak kualitas pekerjaan. Termasuk metode-metode pekerjaan yang dibuat sebelum pelaksanaan proyek.

"Murni insiden. Karena sudah ada beberapa pile cap yang berdiri dan tidak bermasalah. Kalau dikatakan kelalaian, mungkin hanya kelalaian pekerja," jelasnya.

Secara teknis, ia melihat metode berbeda untuk menyingkat durasi pekerjaan. "Jadi koreksi buat kami semua. Agar nanti lebih baik lagi," janjinya.

Namun, Radar Banjarmasin menemukan hal berbeda. Yakni jaminan keselamatan pekerja yang rendah. Contoh, ada saja yang tak mengenakan helm proyek.

Tapi kontraktor pelaksana, Zulfikar menekankan, alat pelindung diri telah disediakan. Tapi tak semua mau mengenakan. "Menjadi evaluasi, kami akan perketat lagi terkait APD pekerja," jaminnya.

Terkait nasib kelima pekerja, kembali pada Windiasti, empat orang sudah diizinkan dokter untuk pulang. Tersisa seorang yang menunggu pemeriksaan rontgen lanjutan.

"Kami sudah meminta kontraktor menjamin biaya perawatan dan pemulihan para korban. Dan tetap membayar upah mereka selama pemulihan," tutupnya. (war/fud/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

X