Ingin Dapat Bantuan, Data 40 Ribu Petani yang Terdampak Pandemi Dikirim ke Pusat

- Selasa, 29 September 2020 | 10:31 WIB
Foto ilustrasi
Foto ilustrasi

BANJARBARU - Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel tengah berupaya agar puluhan ribu petani yang terdampak Covid-19 mendapatkan bantuan. Salah satunya, mengajukan BLT (bantuan langsung tunai) ke pemerintah pusat.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel, Syamsir Rahman mengatakan, baru-baru tadi pihaknya sudah mengirim daftar 40 ribu petani yang terdampak pandemi virus corona ke pemerintah pusat melalui Kementerian Pertanian.

"Ternyata mereka satu data dengan Kementerian Sosial. Jadi tidak ada bantuan untuk petani dari Kementerian Pertanian. Karena pusat tidak menghendaki ada data dobel," katanya.

Karena datanya sudah ada di Kementerian Sosial, dia mengungkapkan, bantuan akan masuk ke kabupaten/kota kemudian disalurkan untuk petani. "Tapi untuk petani di gunung-gunung kami tidak tahu, data mereka masuk atau tidak. Karena data yang terdaftar di kami yang 40 ribu itu," ungkapnya.

Syamsir menyampaikan, berdasarkan data mereka total ada sekitar 40 ribu petani terdampak pagebluk virus corona. Mulai dari petani penggarap dan buruh tani.

Dibeberkannya, ribuan petani tersebut terdampak lantaran selama pandemi sejumlah harga kebutuhan hidup meningkat. Sementara pendapatan sebagai petani tidak bertambah. "Belum lagi harus membiayai kuota anak untuk belajar secara daring dan biaya listrik yang membengkak," bebernya.

Semakin tingginya biaya hidup, Syamsir menyampaikan, banyak petani yang mengurangi pengeluaran dengan cara menggarap lahannya sendiri tanpa menggunakan jasa buruh tani. "Ini yang membuat buruh tani sekarang tidak punya pekerjaan,karena tidak banyak yang menggunakan jasa mereka," ucapnya.

Melihat fenomena ini, dia berharap ada bantuan dari pemerintah pusat untuk para petani apabila pandemi belum juga berakhir. "Karena untuk tahun ini belum ada stimulus bantuan untuk mereka. Sementara anggaran dinas dipotong 50 persen," ujarnya.

Dipotongnya anggaran, membuat Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kalsel mengurangi volume pemberian bantuan sarana produksi (Saprodi) ke para petani. Dalam rangka, optimalisasi lahan.

"Misal, bantuan pupuk yang sebelumnya 50 kilogram untuk lahan satu hektare. Sekarang mungkin cuma 25 kilogram. Termasuk bantuan dolomit, sebelumnya 100 kilogram saat ini hanya 25 kilogram," ungkap Syamsir.

Padahal, dia menuturkan, petani sangat memerlukan bantuan supaya produksi padi Kalsel bisa maksimal. "Karena pangan lah yang jadi peluru utama di masa pandemi ini. Tanpa pangan kita bisa kelaparan," tuturnya.

Produksi padi tahun ini sendiri kata Syamsir masih menggembirakan. Sebab, hingga Agustus realisasinya sudah 1,3 juta ton. Dari target 1,7 juta ton. "Saat ini masih banyak lokasi yang belum dipanen, mungkin sampai September realisasi kita bisa sampai 1,5 juta ton," katanya.

Sedangkan lahan yang sudah dipanen, dia menyebut saat ini memasuki masa tanam dan bisa dipanen pada Februari 2021. "Targetnya panen pertama di tahun depan bisa menghasilkan 400 ribu ton lebih," sebutnya.

Secara terpisah, salah seorang anggota Serikat Petani Indonesia Kalsel, Dwi Putra Kurniawan menyampaikan, di tengah pandemi Covid-19 ini petani sangat memerlukan bantuan. Karena harga komoditas yang dihasilkan petani tengah anjlok.

Halaman:

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Di Berau Beli Pertalite Kini Pakai QR Code

Sabtu, 20 April 2024 | 15:45 WIB

Kutai Timur Pasok Pisang Rebus ke Jepang

Sabtu, 20 April 2024 | 15:15 WIB

Pengusaha Kuliner Dilema, Harga Bapok Makin Naik

Sabtu, 20 April 2024 | 15:00 WIB

Transaksi SPKLU Naik Lima Kali Lipat

Jumat, 19 April 2024 | 10:45 WIB

Pusat Data Tingkatkan Permintaan Kawasan Industri

Jumat, 19 April 2024 | 09:55 WIB

Suzuki Indonesia Recall 448 Unit Jimny 3-Door

Jumat, 19 April 2024 | 08:49 WIB

Libur Idulfitri Dongkrak Kinerja Kafe-Restoran

Kamis, 18 April 2024 | 10:30 WIB
X