Bukan Hanya Covid-19, Demam Berdarah juga Intai Warga HSS; Sudah 103 Kasus sampai Akhir September

- Rabu, 30 September 2020 | 09:59 WIB
PSN: Gerakan PSN dilakukan untuk mencegah DBD di Kabupaten HSS. | FOTO: DINKES HSS FOR RADAR BANJARMASIN
PSN: Gerakan PSN dilakukan untuk mencegah DBD di Kabupaten HSS. | FOTO: DINKES HSS FOR RADAR BANJARMASIN

KANDANGAN – Selain ancaman pandemic Covid-19, warga Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) juga harus wasapada terhadap teror demam berdarah dengue (DBD). Sebab sampai di penghujung bulan September ini sudah ada seratus lebih kasus warga terserang diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti ini.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten HSS merinci dari bulan Januari sampai Selasa (29/9) kemarin terdata sudah ada 103 kasus DBD. Angka ini jika dikomparasikan dari bulan yang sama memang mengalami penurunan. Rinciannya selama bulan Januari sampai September tahun 2019 lalu ada 173 kasus DBD di Kabupaten HSS.

Pelaksana Harian (Plh) Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan Dinkes HSS, Daru Priyanto menjelaskan bahwa dari 103 kasus DBD di Kabupaten HSS sampai akhir bulan September ini tidak sampai ada korban jiwa.

Dari jumlah kasus DBD sampai bulan September ini tidak ada laporan yang meninggal dunia akibat DBD,” ujarnya, Selasa (29/9) kemarin.

Dari 103 kasus DBD diakibatkan gigitan nyamuk Aedes Aegypti tahun ini menyerang lebih dari separuh Kecamatan di Kabupaten HSS.

“Kecamatan Kandangan, Daha Selatan, Daha Utara, Daha Barat, Simpur, Sungai Raya, Angkinang, dan Padang Batung,” sebut Daru.

Berbagai antisipasi dilakukan Dinkes Kabupaten HSS untuk mencegah semakin berkembanganya wabah DBD.

Dari menggalakkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk memutus mata rantai tumbuh kembangnya nyamuk DBD. Serta 3M Plus, yaitu menguras/membersihkan tempat penampungan air, menutup rapat tempat-tempat penampungan air, memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk.

Kemudian menggerakkan masyarakat dengan bergotong royong di desa/kelurahan dalam rangka PSN. Selain itu, ada pemeriksaan rutin jentik berkala hingga penyuluhan ke desa dan sekolah.

“Petugas kesehatan juga melakukan edukasi melalui media sosial (Medsos) mengenai DBD sampai menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS),” kata pria yang juga menjabat Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes HSS ini.

Saat ini juga sudah disediakan alat fogging di empat Puskesmas yang terdapat di Puskesmas Tambak Bitin, Kaliring, Simpur dan Jambu Hilir. Jika suatu saat diperlukan penyempotran.

“Di masing Puskesmas ada dua unit alat fogging siap digunakan jika diperlukan,” pungaks Daru. (shn/bin/ema)

Editor: miminradar-Radar Banjarmasin

Tags

Rekomendasi

Terkini

Kebakaran, Duit Sisa THR Ikut Hangus

Sabtu, 20 April 2024 | 09:15 WIB
X